para pemain dan staf Olympique Lyon Feminin di ruang ganti (instagram.com/olfeminin)
Jean-Michel Aulas, presiden klub seperti diliput Rory Smith dari New York Times, menyatakan bahwa kunci dari kesuksesan tim perempuan Lyon tak lepas dari prinsip kesetaraan gender yang ia pegang sejak awal pendirian. Menurutnya, klub tidak pernah membedakan fasilitas yang didapat antara tim pria dan perempuan.
Smith juga mewawancarai Lucy Bronze dan agennya tentang impresi mereka terhadap klub. Menurut agen Lucy Bronze, pemainnya terkesima dengan lingkungan yang mendukung karena ia menemukan talenta-talenta terbaik saat bermain untuk Lyon. Ia juga menyoroti fakta bahwa tak ada perlakuan berlebihan yang diberikan pada pemain dengan tujuan memanjakan. Semua yang mereka dapat adalah fasilitas standar yang sama persis dengan yang tim pria dapatkan.
Julien Pretot dari Reuters juga pernah meliput isu ini. Ia mewawancarai Carolin Simon yang mengaku mendapatkan respek dari para pemain tim pria. Meskipun tak menampik keberadaan jarak pendapatan yang signifikan antara atlet perempuan dan laki-laki, ia mengaku respek adalah satu langkah lebih dekat untuk membabat jarak antara sepak bola perempuan dan laki-laki.
The Guardian mengkurasi pengakuan dari seorang koresponden surat kabar nasional Prancis, Dahbia Hattabi, yang melihat betapa dekat dan naturalnya interaksi antarstaf perempuan dan pria di klub tersebut. Hal serupa ditemukan Laetitia Béraud yang juga seorang jurnalis sepak bola Prancis. Ia menemukan bahwa kesetaraan gender dan sikap saling respek sudah ditanamkan sejak kecil lewat tim akademi mereka.
Bahkan, Béraud juga melihat bagaimana tim pria dengan antusiasnya menonton sesi latihan tim perempuan sambil menunggu giliran mereka memakai lapangan. Hal ini biasanya tidak ditemukan di klub sepak bola lain yang memisahkan antara kamp latihan tim pria dan perempuan.
Aulas juga mengaku bahwa klub tidak pernah mendorong kompetisi antara tim perempuan dan pria dalam klubnya. Kedua kubu adalah satu kesatuan. Ini menjelaskan mengapa tim perempuan yang prestasinya lebih menonjol dibanding tim pria tidak menimbulkan kecemburuan dan rasa iri ataupun minder dari para punggawa pria Olympique Lyonnais.
Kunci lainnya dibocorkan pelatih Bompastor lewat liputan yang menyatakan bahwa klub turut memikirkan urusan kesehatan mental para pemain. Baik pemain pria maupun perempuan akan mendapatkan sesi yoga dan meditasi yang porsinya sama guna membantu mereka mengelola emosi saat mendapat tekanan psikologi.