Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stadion sepak bola
ilustrasi stadion sepak bola (IDN Times/Mardya Shakti)

Intinya sih...

  • Helenio Herrera merevolusi sepak bola dengan strategi catenaccio

  • Jose Mourinho satu-satunya pelatih yang menjuarai tiga kompetisi klub Eropa

  • Antonio Conte menggunakan formasi tiga bek untuk menjaga keseimbangan tim

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sepak bola modern kerap menyajikan gaya permainan menyerang. Meski demikian, taktik bertahan masih cukup efektif bagi sejumlah tim. Terdapat sejumlah pelatih kelas dunia yang diketahui mengandalkan strategi bertahan. Siapa saja mereka? Simak ulasan berikut ini!

1. Helenio Herrera mengubah Inter Milan menjadi kekuatan di Eropa

Pada tahun 1960-an, Helenio Herrera merevolusi sepak bola dengan catenaccio. Strategi yang digunakan Herrera adalah dengan memutus serangan lawan sekaligus memanfaatkan momen untuk melakukan serangan balik. Taktik tersebut mengharuskan pemain memiliki kedisiplinan serta fisik yang kuat.

Gaya kepelatihan Herrera memberikan pengaruh yang sangat besar. Ia berhasil mengubah Inter Milan menjadi kekuatan di Eropa. Sepanjang kariernya sebagai seorang pelatih, Herrera telah mengoleksi berbagai gelar juara bergengsi, termasuk 2 trofi Liga Champions dan 3 trofi Serie A Italia.

2. Jose Mourinho menjadi satu-satunya pelatih yang mampu menjuarai tiga kompetisi klub Eropa

Jose Mourinho menjadi salah satu pelatih yang menerapkan strategi bertahan pada era sepak bola modern. Mourinho melakukan taktik dengan menguasai pertandingan tanpa membutuhkan banyak penguasaan bola. Gaya permainan pelatih asal Portugal tersebut kerap disebut dengan istilah parkir bus.

Mourinho percaya, pertahanan yang kuat dapat membuat lawan frustrasi. Meski gaya permainannya sering dikritik, Mourinho tetap masuk deretan pelatih papan atas. Ia menjadi satu-satunya pelatih yang mampu menjuarai tiga kompetisi klub Eropa.

3. Antonio Conte kerap menggunakan formasi tiga bek

Antonio Conte berhasil menarik perhatian penikmat sepak bola setelah berhasil mengantarkan Juventus meraih scudetto tiga kali berturut-turut. Kesuksesan tersebut membuat ia dipercaya sebagai pelatih Timnas Italia. Pria berusia 56 tahun ini juga melebarkan kariernya di English Premier League (EPL) dengan menangani Chelsea dan Tottenham Hotspur.

Conte memiliki filosofi permainan yang cukup unik. Dirinya dikenal kerap menggunakan formasi tiga bek. Hal tersebut ia lakukan untuk menjaga keseimbangan antara lini pertahanan dan lini depan.

4. Diego Simeone mampu membuat Atletico Madrid menjadi tim yang disegani

Diego Simeone mengawali karier kepelatihannya di Argentina. Namun, namanya mulai diperhitungkan saat ditunjuk sebagai nahkoda Atletico Madrid pada 2011. Bersama Atletico Madrid, Simeone mengembangkan strateginya dengan mengandalkan garis pertahanan rendah serta serangan balik yang cepat.

Taktik pertahanan yang diterapkan Simeone mampu membuat Los Rojiblancos menjadi tim yang disegani. Atletico Madrid berhasil memutus dominasi Barcelona dan Real Madrid di LaLiga Spanyol. Selama melatih Atletico Madrid, Simeone sukses mempersembahkan berbagai gelar juara, termasuk 2 trofi LaLiga dan 2 trofi Liga Europa.

5. Fabio Capello sangat memperhatikan struktur pertahanan

Fabio Capello merupakan salah satu pelatih legendaris yang telah memenangkan berbagai trofi bergengsi di berbagai kompetisi. Capello berhasil membawa AC Milan mendominasi pada 1990-an dengan meraih 4 trofi Serie A dan 1 trofi Liga Champions. Selain itu, dirinya juga mampu mengantarkan Real Madrid meraih trofi LaLiga pada 1996/1997 dan 2006/2007.

Capello sangat memperhatikan struktur pertahanan. Ia mencoba untuk membatasi peluang lawan dengan cara mengatur tempo permainan. Taktik tersebut menjadi kunci bagi pria asal Italia tersebut untuk memenangkan pertandingan.

6. Didier Deschamps mengantarkan Prancis menjuarai Piala Dunia 2018

Saat masih aktif bermain, Didier Deschamps berposisi sebagai gelandang bertahan. Tidak heran jika dirinya menerapkan gaya permainan defensif saat menjadi seorang pelatih. Rapatnya lini pertahanan membuat tim asuhan Deschamps sulit dikalahkan.

Deschamps telah cukup lama dipercaya menangani Timnas Prancis. Pria berusia 57 tahun tersebut mulai ditunjuk sebagai pelatih Ayam Jantan sejak 2012. Deschamps memiliki catatan apik dengan mempersembahkan trofi Piala Dunia 2018 dan UEFA Nation Leagues 2020/2021.

Bukan hal mudah bagi sebuah tim untuk menerapkan strategi bertahan. Pasalnya, agar taktik tersebut berhasil, diperlukan fokus serta fisik yang prima. Meski sering dianggap kurang atraktif, para pelatih di atas dapat membuktikan permainan defensif dapat memenangkan berbagai trofi bergengsi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team