Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
9 Pemain Spanyol yang Pernah Direkrut Manchester City
Rodri (twitter.com/ManCity)

Intinya sih...

  • Rodri menjadi pilar utama di lini tengah City sejak 2019, dengan kontribusi impresif berupa 26 gol dan 30 assist serta kontrol penuh dalam permainan.

  • David Silva, ikon City selama satu dekade dengan 60 gol dan ratusan assist, menjadi simbol perubahan gaya bermain klub ke arah sepak bola menyerang modern.

  • Aymeric Laporte, bek tengah produktif dengan 12 gol dan ketenangan dalam distribusi bola, meninggalkan jejak penting dalam era dominasi City.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Manchester City dikenal sebagai salah satu klub Inggris yang sering merekrut pemain berkualitas dari Spanyol. Hal ini tak lepas dari filosofi permainan Pep Guardiola yang dekat dengan gaya sepak bola Spanyol, sehingga banyak pemain Negeri Matador yang sukses bersinar di Etihad Stadium. Mulai dari gelandang kreatif, bek tangguh, hingga winger lincah, para pemain asal Spanyol ini turut memberi warna dalam perjalanan panjang City meraih kejayaan di kancah domestik maupun Eropa.

Menariknya, tak semua pemain Spanyol di City mencatat kisah manis. Ada yang bertahan lama hingga menjadi legenda klub, ada pula yang hanya singgah sebentar atau bahkan tak sempat tampil di tim utama. Namun, tiap nama tetap meninggalkan cerita tersendiri, baik lewat kontribusi gol, assist, maupun sekadar bagian dari strategi transfer klub. Inilah deretan 9 pemain Spanyol terakhir yang pernah direkrut Manchester City beserta perjalanan mereka di Etihad.

1. Rodri

Rodri di Manchester City (x.com/ManCity)

Rodrigo Hernández atau yang akrab disapa Rodri bergabung dengan Manchester City pada musim panas 2019 dari Atlético Madrid. Sejak kedatangannya, ia langsung menjadi pilar utama di lini tengah The Citizens dengan peran sebagai gelandang bertahan. Hingga 2025, Rodri sudah mencatat sekitar 260 penampilan di semua kompetisi bersama City. Dari posisinya yang lebih defensif, ia mampu menyumbang 26 gol dan sekitar 30 assist, sebuah kontribusi yang terbilang impresif untuk seorang pemain yang tugas utamanya adalah menjaga keseimbangan tim.

Peran Rodri tidak hanya soal angka, tetapi juga tentang kontrol penuh di lini tengah. Ia dikenal sebagai otak permainan City dengan kemampuan distribusi bola, ketenangan dalam tekanan, serta visi untuk membangun serangan. Bahkan, banyak laga besar yang dimenangkan City berkat peran krusial Rodri dalam menjaga tempo permainan. Performanya yang konsisten membuatnya dianggap sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia saat ini.

2. David Silva

David Silva (mancity.com)

David Silva menjadi ikon Manchester City sejak bergabung pada 2010 dari Valencia hingga tahun 2020. Dalam kurun satu dekade, ia tampil dalam 309 laga Premier League dan lebih banyak lagi di semua kompetisi. Ia mencatat sekitar 60 gol di liga dan ratusan assist, menjadikannya salah satu playmaker paling produktif dan kreatif dalam sejarah klub. Kontribusinya selalu hadir di momen penting, terutama dalam menciptakan peluang emas lewat visi bermain yang luar biasa.

Silva dijuluki sebagai “El Mago” atau sang penyihir karena kemampuannya mengendalikan permainan. Dengan sentuhan halus, kontrol bola rapat, dan umpan terobosan mematikan, ia menjadi simbol dari perubahan gaya bermain City ke arah sepak bola menyerang modern. Dedikasinya selama 10 tahun membuat Silva dihormati sebagai legenda sejati Manchester City yang turut membawa era kejayaan baru di Etihad Stadium.

3. Aymeric Laporte

Aymeric Laporte (x.com/Laporte)

Aymeric Laporte resmi berseragam Manchester City sejak Januari 2018 setelah diboyong dari Athletic Bilbao. Selama lima musim bersama The Citizens, Laporte mengoleksi sekitar 168 penampilan di berbagai kompetisi. Meski berposisi sebagai bek tengah, ia cukup produktif dengan menyumbang 12 gol dan beberapa assist, terutama dari situasi bola mati. Angka tersebut menjadikannya salah satu bek yang punya kontribusi nyata dalam menyerang.

Selain gol, peran Laporte paling menonjol adalah ketenangannya dalam bertahan dan distribusi bola dari belakang. Ia dikenal sebagai bek yang nyaman dengan bola di kaki, sesuai dengan filosofi Pep Guardiola. Meski sempat diganggu cedera panjang, Laporte selalu mampu kembali dan membantu City meraih banyak trofi domestik. Hingga pindah pada 2023, ia meninggalkan jejak sebagai salah satu bek penting dalam era dominasi City.

4. Eric García

Eric García (instagram.com/ericgm3)

Eric García merupakan produk akademi Barcelona yang direkrut Manchester City pada usia muda dan mulai masuk tim utama sekitar 2019. Dalam perjalanannya bersama The Citizens, ia mencatat sekitar 19 penampilan di Premier League. Sayangnya, García tidak berhasil mencatatkan gol maupun assist selama berseragam City karena perannya lebih difokuskan pada pertahanan. Meski begitu, kesempatan bermain di level tertinggi memberi pengalaman berharga baginya.

Sebagai bek tengah muda, García lebih banyak berperan sebagai pelapis bagi pemain senior. Keberadaannya di skuad City menunjukkan kepercayaan Guardiola pada bakat mudanya, meski persaingan di lini belakang sangat ketat. Pada akhirnya, ia memutuskan kembali ke Barcelona demi mendapatkan menit bermain reguler. Meski singkat, pengalamannya bersama Manchester City memberi fondasi penting dalam karier profesionalnya.

5. Ferran Torres

Ferran Torres (twitter.com/FerranTorres20)

Ferran Torres direkrut Manchester City dari Valencia pada Agustus 2020 dengan ekspektasi besar sebagai winger muda berbakat. Selama sekitar satu setengah musim di Etihad, Torres tampil dalam 43 pertandingan di semua kompetisi. Dari jumlah tersebut, ia berhasil mencetak 16 gol dan menambahkan beberapa assist. Statistik tersebut cukup mengesankan mengingat usianya yang masih sangat muda dan keterbatasan menit bermain akibat rotasi.

Torres dikenal sebagai pemain yang cepat, lincah, dan mampu bermain di berbagai posisi lini depan. Namun, cedera serta persaingan ketat di lini serang membuatnya sulit menjadi pilihan utama. Pada akhirnya, Barcelona datang dengan tawaran besar dan sang pemain memilih kembali ke Spanyol. Meski hanya sebentar di Manchester, Torres meninggalkan kesan sebagai pemain potensial dengan kontribusi yang cukup nyata di lini depan.

6. Sergio Gómez

Sergio Gómez (x.com/RealSociedad)

Sergio Gómez bergabung dengan Manchester City pada musim panas 2022 setelah tampil gemilang bersama Anderlecht. Ia lebih banyak berperan sebagai bek kiri, posisi yang sangat penting dalam sistem permainan Pep Guardiola. Dalam dua musim perdananya, Gómez mencatat sekitar 38 penampilan di semua kompetisi. Walaupun tidak menghasilkan banyak gol maupun assist, kontribusinya dalam membantu serangan dan pertahanan cukup diapresiasi.

Gómez dikenal sebagai pemain serbabisa, mampu bermain di lini tengah maupun sayap kiri. Namun, di City ia kesulitan mendapatkan menit bermain reguler karena persaingan ketat di lini pertahanan. Pada akhirnya, ia dipinjamkan lalu dipermanenkan ke Real Sociedad agar bisa berkembang lebih jauh. Meski kariernya di City tidak panjang, Gómez tetap menjadi bagian dari generasi pemain muda Spanyol yang sempat mencicipi atmosfer Premier League.

7. Jesús Navas

Jesús Navas (sevillafc.es)

Jesús Navas bergabung dengan Manchester City pada musim panas 2013 dari Sevilla dengan reputasi sebagai winger cepat yang punya crossing mematikan. Selama empat musim membela The Citizens, ia mencatat lebih dari 120 penampilan di Premier League dan ratusan total di semua kompetisi. Navas memang bukan pencetak gol ulung, dengan torehan hanya 4 gol selama di City, tetapi kontribusinya terlihat jelas dari assist yang ia hasilkan lewat umpan-umpan silang akuratnya.

Sebagai pemain sayap kanan, Navas menjadi salah satu opsi penting dalam skema serangan cepat Manchester City era Manuel Pellegrini. Kecepatan dan dribelnya membuat pertahanan lawan kerepotan, terutama ketika City mengandalkan serangan sayap. Walaupun akhirnya kembali ke Sevilla pada 2017, kiprahnya di City tetap dikenang sebagai bagian dari skuad yang ikut memperkuat dominasi klub di kancah domestik.

8. Nolito

Nolito (twitter.com/mancity)

Nolito direkrut Manchester City pada musim panas 2016 dari Celta Vigo dengan ekspektasi sebagai tambahan kreativitas di lini depan. Ia hanya bertahan semusim di Etihad, tetapi berhasil mencatat 19 penampilan di Premier League. Dalam periode singkat tersebut, Nolito mencetak 4 gol dan memberikan 2 assist. Angka tersebut cukup lumayan mengingat ia tidak selalu menjadi starter utama di bawah asuhan Pep Guardiola.

Peran Nolito lebih sering sebagai pemain rotasi, mengisi posisi sayap kiri atau penyerang sayap yang mendukung Sergio Agüero di lini depan. Meski menunjukkan potensi, ia kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan Premier League yang menuntut kecepatan dan fisik tinggi. Akhirnya, ia kembali ke Spanyol bersama Sevilla pada 2017. Walaupun singkat, kehadiran Nolito tetap memberi warna dalam daftar pemain Spanyol yang pernah berseragam City.

9. Pedro Porro

potret Pedro Porro (instagram.com/pedroporro29_)

Pedro Porro direkrut Manchester City pada musim panas 2019 dari Girona dengan harapan bisa berkembang sebagai bek kanan masa depan. Namun, Porro sama sekali tidak mencatatkan penampilan resmi untuk tim utama City. Begitu direkrut, ia langsung dipinjamkan ke Real Valladolid selama semusim, kemudian ke Sporting CP di Portugal. Justru di Sporting, ia menunjukkan kualitasnya dengan penampilan konsisten sebagai bek kanan modern yang rajin membantu serangan.

Selama masa kepemilikan City, Porro tidak memiliki kontribusi langsung berupa gol, assist, atau caps resmi. Meski demikian, kebijakan transfer City tetap memberikan keuntungan karena ia kemudian dipermanenkan Sporting CP sebelum akhirnya dijual ke Tottenham Hotspur pada 2023. Kisah Porro menjadi contoh bagaimana City sering merekrut pemain muda berbakat, lalu memolesnya lewat pinjaman untuk kemudian dilepas dengan nilai yang lebih tinggi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team