Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
8 Pemain yang Pernah Bermain untuk Manchester City dan Everton
John Stones (instagram.com/johnstonesofficial)

Intinya sih...

  • Richard Dunne: Bek tangguh yang melejit di Manchester City setelah dilepas dari Everton.

  • Sylvain Distin: Bek kuat yang membawa kestabilan di lini belakang Everton dan City.

  • Joleon Lescott: Berperan penting dalam kesuksesan Manchester City meraih gelar Premier League.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam sejarah sepak bola Inggris, ada banyak pemain yang berpindah klub demi mencari tantangan baru. Salah satu hubungan transfer yang cukup sering terjadi adalah antara Manchester City dan Everton. Kedua klub ini sama-sama memiliki tradisi panjang di Premier League, sehingga wajar jika beberapa nama besar pernah membela keduanya.

Bukan hanya pemain biasa, banyak di antara mereka yang meninggalkan jejak cukup penting di masing-masing tim. Ada yang sukses meraih gelar juara bersama Manchester City, ada pula yang justru lebih bersinar saat mengenakan seragam Everton. Perjalanan karier mereka menjadi bagian menarik dari cerita persaingan dua klub papan atas ini.

Berikut ini 8 pemain terakhir yang pernah bermain untuk Manchester City dan Everton. Setiap pemain akan dibahas secara detail mulai dari masa baktinya, jumlah penampilan, gol, assist, hingga kontribusinya bagi kedua tim. Dengan begitu, kamu bisa melihat bagaimana perjalanan mereka membentuk sejarah di Premier League.

1. Richard Dunne

Richard Dunne (twitter.com/mancity)

Richard Dunne memulai karier profesionalnya di Everton pada tahun 1996 setelah menembus akademi klub tersebut. Ia berposisi sebagai bek tengah dengan fisik yang kuat dan gaya bertahan yang agresif. Bersama Everton, Dunne tampil dalam 60 pertandingan liga hingga tahun 2000. Walaupun tidak mencetak gol selama di Goodison Park, perannya cukup penting sebagai bek muda yang mulai dipercaya mengisi lini belakang. Namun, kesempatan bermain reguler cukup terbatas, sehingga ia akhirnya dilepas ke Manchester City untuk mencari peluang lebih besar.

Pada tahun 2000, Dunne pindah ke Manchester City dan di sinilah namanya benar-benar melejit. Ia membela City hingga 2009, mencatatkan 352 penampilan dan 7 gol di semua kompetisi. Dunne dikenal sebagai sosok yang tangguh, konsisten, dan loyal terhadap klub. Ia bahkan empat kali berturut-turut dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Klub (2005–2008), sebuah pencapaian langka bagi seorang bek. Selama hampir satu dekade di City, Dunne menjadi tulang punggung pertahanan, dihormati oleh fans, dan meninggalkan warisan sebagai salah satu kapten paling disegani sebelum akhirnya hengkang ke Aston Villa pada 2009.

2. Sylvain Distin

Sylvain Distin (skysports.com)

Sylvain Distin bergabung dengan Manchester City pada tahun 2002 setelah sebelumnya bermain di Newcastle United. Ia direkrut dengan status permanen dari Paris Saint-Germain dan langsung menjadi pilihan utama di lini belakang City. Selama periode 2002–2007, Distin mencatat lebih dari 200 penampilan dan mencetak 6 gol di semua kompetisi. Distin dikenal sebagai bek yang mengandalkan fisik kuat, duel udara, serta kepemimpinan di lini pertahanan. Ia bahkan pernah dipercaya mengenakan ban kapten, yang menegaskan pentingnya peran dirinya bagi skuad The Citizens.

Setelah meninggalkan City, Distin bergabung dengan Everton pada tahun 2009 dengan banderol sekitar 5 juta euro atau setara Rp100 miliar. Bersama The Toffees, ia bertahan hingga 2015 dan tampil dalam 210 pertandingan di berbagai kompetisi. Walaupun hanya mencetak beberapa gol saja, kontribusinya lebih banyak terlihat dari soliditas lini belakang Everton. Distin menjadi partner ideal bagi bek lain seperti Phil Jagielka dan Leighton Baines, membawa kestabilan di lini belakang pada era kepelatihan David Moyes hingga Roberto Martínez. Dengan pengalaman panjang di Premier League, Distin dihormati sebagai salah satu bek asing paling konsisten di liga pada masanya.

3. Joleon Lescott

Joleon Lescott (mancity.com)

Joleon Lescott memulai kiprahnya di Premier League bersama Everton setelah diboyong dari Wolverhampton Wanderers pada tahun 2006. Transfernya saat itu bernilai sekitar 5 juta euro atau setara kurang lebih Rp100 miliar. Bersama Everton, Lescott berkembang menjadi bek yang solid sekaligus berbahaya di kotak penalti lawan. Dalam periode 2006–2009, ia mencatat sekitar 143 penampilan dan mencetak 17 gol, angka yang cukup impresif bagi seorang bek tengah. Lescott juga kerap menyumbang assist dari bola mati dan umpan silang, menjadikannya aset penting dalam skuad asuhan David Moyes.

Pada tahun 2009, Manchester City yang sedang membangun proyek besar merekrut Lescott dengan biaya transfer yang cukup tinggi, sekitar 22 juta euro atau kurang lebih Rp440 miliar. Di City, Lescott bertahan hingga 2014 dan tampil dalam 160 pertandingan di semua kompetisi, menyumbang beberapa gol terutama dari situasi bola mati. Ia berperan penting dalam mengantarkan City meraih gelar Premier League 2011/12, gelar liga pertama mereka setelah lebih dari 40 tahun. Sebagai bagian dari duet tangguh bersama Vincent Kompany, Lescott meninggalkan jejak penting dalam sejarah kebangkitan Manchester City di era modern.

4. Gareth Barry

Gareth Barry (premierleague.com)

Gareth Barry bergabung ke Manchester City pada musim panas 2009 dari Aston Villa. City saat itu membayar biaya transfer sekitar 12 juta euro atau setara Rp240 miliar. Barry bermain sebagai gelandang tengah dengan kemampuan membaca permainan yang sangat baik, distribusi bola rapi, dan mampu menjaga keseimbangan tim. Selama membela City (2009–2014), ia tampil dalam 132 pertandingan liga dengan sumbangan 6 gol dan sejumlah assist penting. Barry menjadi bagian dari skuad yang memenangkan Premier League 2011/12, Piala FA 2010/11, dan Community Shield 2012.

Pada 2013, Barry dipinjamkan ke Everton dan langsung memberikan dampak positif. Penampilan konsisten di lini tengah membuat The Toffees memutuskan untuk mempermanenkannya pada 2014 dengan biaya sekitar 2 juta euro atau sekitar Rp40 miliar. Barry bertahan di Goodison Park hingga 2017, memainkan 131 pertandingan liga dengan kontribusi 5 gol dan sejumlah assist. Selain kontribusi teknis, pengalaman Barry sebagai pemain senior sangat membantu Everton dalam menjaga stabilitas permainan. Ia dihormati sebagai salah satu gelandang paling konsisten di Premier League dan bahkan memegang rekor sebagai pemain dengan penampilan terbanyak di liga.

5. Jack Rodwell

Jack Rodwell (twitter.com/mancity)

Jack Rodwell adalah produk akademi Everton yang menembus tim utama pada tahun 2007. Ia dikenal sebagai gelandang bertahan yang serba bisa, mampu juga dimainkan di posisi bek tengah. Bersama Everton, Rodwell tampil dalam 85 pertandingan liga dan mencetak 4 gol hingga tahun 2012. Sebagai pemain muda Inggris, ia sempat digadang-gadang menjadi bintang masa depan karena teknik dan fisiknya yang mumpuni. Walau sempat diganggu cedera, Rodwell tetap menjadi bagian penting dari skuad asuhan David Moyes, bahkan mencatatkan debut internasional bersama timnas Inggris saat masih di Everton.

Pada musim panas 2012, Manchester City memboyong Rodwell dengan biaya transfer sekitar 12 juta euro setara Rp240 miliar. Sayangnya, kariernya di City tidak berjalan mulus karena cedera berkepanjangan dan persaingan ketat di lini tengah. Dalam periode 2012–2014, Rodwell hanya mencatat 16 penampilan liga dengan 2 gol, sebagian besar datang sebagai pemain pengganti. Meski ikut merasakan atmosfer perebutan gelar, kontribusinya terbatas dan ia kemudian dilepas ke Sunderland. Perjalanan ini sering dianggap sebagai salah satu contoh bagaimana cedera bisa menghambat karier pemain muda berbakat.

6. John Stones

John Stones (twitter.com/everton)

John Stones memulai kariernya di akademi Barnsley, namun namanya benar-benar naik daun saat bergabung dengan Everton pada Januari 2013. The Toffees merekrutnya dengan biaya sekitar 3 juta euro atau setara dengan Rp60 miliar. Sebagai bek muda, Stones langsung menunjukkan bakat besar dengan gaya bermain modern: tenang, nyaman menguasai bola, serta berani membangun serangan dari belakang. Dalam periode 2013–2016, ia tampil dalam 95 pertandingan liga bersama Everton dan mencetak 1 gol. Walaupun bukan dikenal produktif, keahliannya dalam distribusi bola membuatnya cepat masuk radar klub-klub besar.

Pada musim panas 2016, Manchester City mendatangkannya dengan nilai fantastis sekitar 47,5 juta euro atau setara Rp950 miliar. Transfer ini menjadikan Stones salah satu bek termahal di dunia saat itu. Di City, Stones berkembang di bawah arahan Pep Guardiola, menjadi pilar utama lini pertahanan bersama Ruben Dias dan Aymeric Laporte. Hingga 2025, ia telah memainkan lebih dari 200 pertandingan di semua kompetisi, menyumbang beberapa gol dan assist dari situasi bola mati. Stones juga ikut berperan besar dalam kesuksesan City meraih berbagai gelar, termasuk beberapa trofi Premier League, Piala Liga, serta Liga Champions UEFA.

7.  Eliaquim Mangala

Eliaquim Mangala (id.mancity.com)

Eliaquim Mangala bergabung dengan Manchester City pada musim panas 2014 dari FC Porto dengan biaya yang sangat besar, sekitar 32 juta euro atau setara dengan Rp640 miliar. Transfer ini menjadikannya salah satu bek termahal di dunia pada saat itu. Selama membela City (2014–2019), Mangala tampil dalam 79 pertandingan di semua kompetisi. Ia dikenal punya fisik yang kuat dan duel udara bagus, namun sering dikritik karena inkonsistensi dan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Meskipun begitu, ia tetap ikut ambil bagian dalam skuad City yang meraih gelar domestik, meski perannya lebih sebagai pelapis.

Pada Januari 2018, Mangala dipinjamkan ke Everton untuk menambah opsi di lini belakang. Sayangnya, masa pinjamannya hanya bertahan sangat singkat karena cedera parah yang dialaminya. Mangala hanya sempat tampil dalam 2 pertandingan Premier League untuk The Toffees sebelum akhirnya menepi hingga akhir musim. Dengan kontribusi yang minim, masa pinjamannya di Goodison Park dianggap kurang berhasil. Setelah kontraknya di City berakhir, ia kemudian melanjutkan kariernya di Valencia.

8. Fabian Delph

Fabian Delph (instagram.com/fabian_delph)

Fabian Delph bergabung dengan Manchester City pada musim panas 2015 setelah menolak kontrak baru di Aston Villa. City menebusnya dengan biaya sekitar 8 juta euro atau setara Rp160 miliar. Meski awalnya diproyeksikan sebagai gelandang, Delph justru sering dimainkan sebagai bek kiri darurat pada musim 2017/18 ketika Benjamin Mendy cedera. Peran tak terduganya ini justru membuatnya tampil konsisten, mencatatkan 89 penampilan di semua kompetisi dengan 5 gol selama empat tahun membela City (2015–2019). Delph pun turut berkontribusi dalam keberhasilan City meraih dua gelar Premier League dan beberapa piala domestik.

Pada Juli 2019, Everton merekrut Delph dari City dengan biaya sekitar 8,5 juta euro atau kurang lebih Rp170 miliar. Sayangnya, periode Delph di Goodison Park tidak berjalan mulus akibat masalah cedera yang berulang. Dalam tiga musim (2019–2022), ia hanya mencatat 35 penampilan liga tanpa mencetak gol. Walau kontribusinya terbatas, pengalaman Delph sebagai pemain juara sempat membantu Everton dalam menjaga kedalaman skuad, khususnya saat tim menghadapi ancaman degradasi. Namun, minimnya kebugaran membuat masa baktinya di Everton kurang berkesan dibandingkan di City.

9. FAQ: Pemain yang Pernah Membela Manchester City dan Everton

potret duel Manchester City vs Everton (premierleague.com)

  1. Siapa pemain dengan nilai transfer terbesar dari Everton ke City?

    John Stones, diboyong City pada 2016 dengan harga sekitar Rp950 miliar.

  2. Siapa pemain yang paling sukses setelah pindah ke City?

    John Stones, Joleon Lescott, dan Gareth Barry, yang semuanya ikut meraih gelar Premier League bersama City.

  3. Apakah ada pemain yang gagal bersinar di City?

    Ya, contohnya Jack Rodwell yang sering cedera dan gagal tampil konsisten.

  4. Siapa pemain dengan catatan penampilan terbanyak di Premier League?

    Gareth Barry, pemegang rekor sepanjang masa dengan 653 laga, termasuk saat di City dan Everton.

  5. Mengapa transfer antar kedua klub cukup sering terjadi?

    Karena Everton dikenal melahirkan pemain berbakat, sementara City memiliki kekuatan finansial untuk memboyong mereka sejak era modern.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBinar