Jakarta, IDN Times - Anggota komisi I DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta menyentil kebijakan yang ditempuh oleh Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir yang tetap menerima Israel dalam ajang Piala Dunia U-20. Indonesia diketahui menjadi tuan rumah dalam acara yang dimulai pada Mei hingga Juni 2023. Sebelumnya, Erick menyatakan bakal menjamin keamanan timnas Israel selama mereka berada di Indonesia untuk berlaga.
Sukamta menyadari Indonesia dihadapkan pada posisi yang sulit sebagai tuan rumah. Namun, seharusnya pemerintah bisa konsisten memegang isi amanat pembukaan UUD 1945 yakni menolak segala bentuk penjajahan.
"Kalau menilik sejarah, saat penyelenggaraan Asian Games tahun 1962, Presiden Soekarno menolak kehadiran kontingen Israel. Soekarno beralasan Israel telah melakukan penjajahan kepada Palestina," ungkap Sukamta di dalam keterangan tertulis dan dikutip pada Selasa, (7/3/2023).
Gara-gara sikap yang ditempuh Soekarno itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menarik diri sebagai pelindung Asian Games IV. Puncaknya, Indonesia keluar dari IOC dan memilih menghelat Ganefo (Games of the New Emerging Forces) di Jakarta. Acara itu sukses diikuti oleh 48 negara.
Pria yang juga menjadi Wakil Ketua Fraksi PKS itu menyebut sikap Bung Karno berhasil membawa Indonesia memiliki posisi politik yang kuat di lingkup internasional. Ia juga berhasil menjadi pemimpin negara-negara nonblok.
Meski begitu, Sukamta menyadari bahwa kebijakan apapun yang ditempuh oleh Indonesia memiliki konsekuensi politik. Salah satunya ada sejumlah pandangan bahwa Indonesia mempolitisasi ajang olahraga.
Lalu, apa usul fraksi PKS terkait kehadiran Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 mendatang?