Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pintu masuk kantor PSSI saat masih berada di kawasan Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pintu masuk kantor PSSI saat masih berada di kawasan Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta, IDN Times - PSSI akhirnya buka suara terkait dugaan nepotisme yang terjadi di tubuh PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) baru-baru ini. Klarifikasi tersebut disampaikan langsung oleh Plt Sekretaris Jenderal PSSI, yakni Yunus Nusi.

Sebagaimana diketahui, Mochamad Iriawan (Ketum PSSI) dan Cucu Somantri (Direktur PT LIB) coba memasukkan anggota keluarganya untuk berada dalam organisasi yang dipimpin keduanya.

Iriawan alias Iwan Bule menjadikan adik iparnya Maaike Ira Puspita jadi Wakil Sekjen PSSI. Bahkan, Cucu yang juga merupakan Waketum PSSI memberikan pernyataan jika Maaike bakal menggantikan Ratu Tisha Destria sebagai Plt Sekretaris Jenderal PSSI kala itu.

Hanya saja hal itu tak terjadi, lantaran Exco PSSI ramai-ramai membantah hal itu dan resmi menunjuk Yunus Nusi.

1. Yunus Nusi jelaskan jika pemilihan Wasekjen PSSI merupakan wewenang Ketum

Wasekjen PSSI, Maaike Ira Puspita. (thevocket.com).

Yunus Nusi menjabarkan jika ada hal yang harus dibedakan dari pemilihan Wasekjen PSSI dengan petinggi PT LIB.

Secara tersirat dia menyebut tak ada nepotisme di tubuh PSSI, karena statuta mengatur bahwa pengangkatan Sekjen menjadi kewenangan Ketua Umum PSSI, termasuk menunjuk siapa Wasekjen yang bisa dipercaya.

"Penunjukan Wasekjen adalah hak Ketua Umum PSSI dalam rangka percepatan pelayanan PSSI kepada member yang berjumlah ratusan anggota, baik itu klub Liga 1, Liga 2, Liga 3, Asosiasi Provinsi se-Indonesia, asosiasi-asosiasi sepak bola dan juga organisasi-organisasi sepak bola yang berafiliasi dengan PSSI,” kata Yunus Nusi dikutip dari laman resmi PSSI.

2. Kehadiran Wasekjen dinilai Yunus Nusi membuat PSSI lebih rapi secara administrasi

IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Tak hanya itu, dia juga menjabarkan tugas Wasekjen PSSI ini murni di bidang administratif dan membantu peran Sekjen saja. Posisi mereka tak langsung bertanggung jawab kepada Ketua Umum PSSI. Jadi hal tersebut secara tersirat dianggap bukan hal krusial.

Sebaliknya, Yunus Nusi menilai positif dengan adanya Wasekjen PSSI saat ini. Secara administratif, PSSI jauh lebih rapi.

Lain cerita jika kasus nepotisme terjadi dalam tubuh PT LIB. Sebab, otoritas kompetisi sepak bola Indonesia itu tak seperti PSSI yang memiliki ruang lingkup kerja begitu luas sebagai pelayanan kepada semua kegiatan persepakbolaan.

3. PT LIB harus memutuskan segala sesuatu melalui rapat direksi

BOPI dan PT LIB bertemu untuk membahas rekomendasi Liga 1 2020, Jumat (21/2) (Dok. Istimewa)

PT LIB merupakan perusahaan yang menjalankan amanat untuk menyelenggarakan kompetisi sepak bola profesional di Indonesia. Sebanyak 99 persen sahamnya dimiliki oleh klub-klub peserta Liga 1 dan sisa satu persennya menjadi milik PSSI.

Layaknya perusahaan profesional yang fokus dalam pengelolaan kompetisi dan keuangannya. Merek dianggap punya tanggung jawab terhadap para pemegang saham. Jadi harus memutuskan segala sesuatunya melalui rapat direksi.

"Karena itu, pengangkatan staf level atas harus melalui rapat direksi. Hal-hal yang menyangkut pengelola keuangan begitu banyak maka memang sebaiknya dihindari hal-hal yang menjadi sorotan publik,” bebenya yang seakan tak setuju jika Direktur PT LIB memilih langsung jajaran penting dalam organisasinya.

4. Cucu Somantri sanggah anaknya masuk jajaran penting PT LIB

BOPI dan PT LIB bertemu untuk membahas rekomendasi Liga 1 2020, Jumat (21/2) (Dok. Istimewa)

Sebelumnya, muncul isu jika Cucu Somantri memasukkan nama anaknya Pradana Aditya Wicaksana untuk mengisi jabatan penting sebagai General Manager (GM) PT LIB. Bahkan, hal itu sempat dibenarkan oleh Direktur Bisnis PT LIB, Rudy Kangdra.

Namun, Cucu cepat-cepat menyanggahnya karena nama anaknya telah menjadi sorotan. Dia mengklarifikasi jika pengangkatan anaknya belum resmi dilakukan dan dia menggaransi Pradana tak akan masuk jajaran petinggi PT LIB.

Editorial Team