Pelatih Timnas U-22, Shin Tae-yong, mengaku ingin mengasah skema dasar 4-4-2 dalam timnya. Menurutnya, skema ini akan jadi patokan untuk membangun fondasi tim, sebelum nanti para pemainnya menguasai skema lain macam 4-3-3 atau 3-5-2.
Nah, dalam dua laga uji coba kemarin, keinginan Tae-yong mulai terjawab. Skema dasar 4-4-2 pada intinya menekankan pada penguatan di sektor tengah dan pertahanan, lalu menyengat lawan lewat serangan cepat dari sayap.
Skema ini juga sebenarnya sudah diterapkan Tae-yong saat Timnas U-19 beruji coba di Kroasia, beberapa waktu lalu. Berkat penerapan dan juga latihan fisik yang menunjang, skema ini perlahan dikuasai oleh para penggawa Timnas U-19. Proses itu kini tengah dijalani Timnas U-22.
Pada laga lawan Tira-Persikabo, tampak pemain Timnas U-22 masih meraba-raba. Maklum, karena para pemain Timnas U-22 hingga Tira-Persikabo sudah absen main selama setahun. Ada beberapa sentuhan bola yang kurang sempurna, berbuah pada skema yang tidak berjalan.
Skema semakin tajam saat Timnas U-22 menghadapi Bali United. Terlihat, permainan tim mulai lebih cair dan terbentuk. Mereka lebih tenang, sabar, serta mampu bertahan rapi secara tim, terlepas dari kesalahan Rachmat Irianto di penghujung laga.
Kemudian, saat menyerang, mereka mampu menerapkan tusukan cepat melalui dua sisi sayap, dengan dua striker yang siap jadi tembok, sekaligus pembuka ruang. Kredit perlu diberikan kepada Kushedya Yudo yang tak lelah menjelajah setiap area di lini pertahanan.
Dari hasil lawan Bali United itu, sejatinya sudah terlihat skema apa yang Tae-yong inginkan di Timnas U-22. Garuda Muda masih memanfaatkan sayap, tapi dengan perbaikan organisasi di lini pertahanan. Dua gelandang poros di tengah akan menjadi distributor bola dan pembantu lini pertahanan.
Skema yang sederhana, tapi cocok dan mampu diterapkan dengan baik oleh para penggawa Timnas U-22. Ini yang mulai terlihat di laga lawan Bali United.