Striker menjadi posisi yang paling diminati. Sebab, mereka memiliki peluang mencetak gol paling besar karena tugas dasarnya memang itu.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sayap bisa jadi striker jika menggunakan skema tiga pemain depan. Tapi, biasanya tugas penyerang sayap akan berkutat pada memecah konsentrasi bek lawan dari sisi lapangan.
Mereka juga hanya diminta buat memberikan umpan. Lalu, tugas mencetak gol paling utama diberikan kepada striker tengah.
Sama dengan posisi lainnya, di era sepak bola modern, striker mengalami perkembangan peran. Tak cuma striker murni atau sayap, tapi ada juga istilah false 9 yang sering didengar belakangan ini.
False 9 sebenarnya bukan striker murni. Umumnya, dia adalah playmaker atau trequartista yang punya insting gol tinggi. Atau, mereka bisa menjadi pemantul bola.
Tren false 9 mulai ramai dipakai ketika Pep Guardiola menangani Barcelona. Selama menangani Barcelona, Guardiola memang sering memakai pemain seperti Lionel Messi yang sebenarnya bukan striker murni.
Messi belakangan menjelma jadi striker tengah yang ganas, seiring makin seringnya dimainkan di tengah, ketimbang sisi sayap. Kemudian, Guardiola juga sering menggunakan Cesc Fabregas sebagai false 9 ketika membela Barcelona.
Mario Goetze juga contoh pemain yang sering jadi false 9. Dia mampu menjawab tantangan sebagai false 9 saat mengantarkan Jerman juara Piala Dunia 2014.