potret Cristiano Ronaldo (kiri) dan Andrea Agnelli (kanan) (juventus.com)
Selain kedua klub LaLiga tersebut, Juventus sebagai klub paling maju di Italia juga banter menyuarakan format baru kompetisi Eropa ini. Keberpihakan itu ditunjukkan secara vokal oleh Andrea Agnelli, mantan Presiden Juventus yang akhirnya mengundurkan diri sedikit banyak juga imbas dari keikutsertaannya dengan proyek ini. Dilansir Eurosport, Presiden UEFA Aleksander Cerefin sempat mengolok Andrea Agnelli hidup di dunia paralel karena percaya dengan European Super League.
Andrea Agnelli memang punya sikap tegas terhadap Super League. Dikutip Eurosport, Agnelli mengatakan, “Saat ini, bagi saya, sepak bola Eropa berada dalam kesulitan dan memerlukan reformasi yang mendalam. Tahun lalu (2021) adalah pertama kalinya bukan hanya satu, bukan dua, bukan tiga, tapi sampai 12 klub membuat pernyataan yang sangat penting (seputar masalah finansial) yang menjadi peringatan besar bagi sistem.”
Sayangnya, Andrea Agnelli bak menjadi martir atas solusi yang ia dan beberapa klub lain tawarkan. Bukannya membuka ruang-ruang diskusi, Presiden FIGC Gabriele Gravina, malah berpihak pada Aleksander Ceferin yang meminta sanksi dan tindakan tegas kepada Juventus terkait keterlibatan mereka dalam proyek Super League. Andrea Agnelli akhirnya resmi mengundurkan diri sebagai Presiden Juventus imbas tuduhan pemalsuan laporan pencatatan gaji yang dilakukan oleh klub selama pandemik COVID-19 di bawah kepemimpinannya.
Tak berhenti di situ, Juventus juga sampai menderita pengurangan 10 poin pada Serie A 2022/2023. Bahkan, UEFA pun ikut campur terkait masalah ini dengan memberi mereka hukuman larangan terlibat di kompetisi Eropa apa pun selama musim kompetisi 2023/2024. Untuk menghindari polemik dan sanksi susulan, jajaran petinggi baru Juventus pun akhirnya merilis pernyataan resmi bahwa mereka memutuskan keluar dari keterlibatannya dalam proyek European Super League.
Menarik menantikan bagaimana sikap UEFA terkait keputusan Pengadilan Uni Eropa (CJEU) tersebut. Apakah masa depan sepak bola Eropa benar-benar berada di tangan Super League?