Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Darwin Nunez (twitter.com/slbenfica_en)

Jakarta, IDN Times - Pemain asal Amerika Selatan, lazimnya, terbiasa dengan kisah hidup yang pelik. Mereka lahir dari jalanan, dan mental mereka tertempa sedari kecil. Hal itu juga yang dialami pemain anyar Liverpool, Darwin Nunez.

Nunez jadi salah satu transfer yang menarik perhatian di Premier League musim ini. Tidak tanggung-tanggung, Liverpool mendatangkan Nunez dari Benfica dengan nilai yang diperkirakan mencapai 100 juta euro atau setara Rp1,5 triliun.

Penampilan Nunez musim lalu jadi acuan Liverpool menggelontorkan uang banyak untuknya. Total, Nunez mencetak 34 gol dari 41 laga di seluruh ajang bersama Benfica. Dia juga bahkan tampil apik saat Benfica bersua Liverpool di Liga Champions.

Namun, di balik penampilan apiknya ini, ada masa lalu kelam yang membentuk Nunez jadi pribadi yang kuat. Ketika kecil, jauh di Uruguay sana, dia lahir dari keluarga pemulung.

1. Ibu Darwin Nunez pernah jadi pemulung waktu kecil

Darwin Nunez (news.vsports.pt)

Ketika kecil, hidup Nunez jauh dari kemewahan. Dia terbiasa tidur dengan perut lapar, bahkan ibunya pernah menjadi pemungut botol, atau lazim disebut pemulung di Indonesia. Semua demi membantu ekonomi keluarga.

"Ya, saya biasa tidur dengan perut kosong. Namun, yang paling sering tidur dalam keadaan lapar adalah ibu. Dia selalu memastikan saya dan kakak saya makan dulu. Sedangkan ibu, dia biasa tidur tanpa makan," ujar Nunez mengenang masa kecilnya, dilansir Marca.

Sedangkan sang ayah, dia bekerja di konstruksi sampai sembilan jam, untuk menopang kehidupan rumah tangga. Bisa dibayangkan, hidup Nunez sangat sulit ketika dia kecil dulu.

"Ayah saya bekerja delapan sampai sembilan jam di konstruksi untuk membelikan apa yang kami butuhkan. Ibu saya menjadi ibu rumah tangga dan terkadang pergi ke jalanan untuk mengumpulkan botol," ujar Nunez.

2. Sepak bola membawa kebaikan bagi Darwin Nunez

Darwin Nunez (footballtalk.org)

Di tengah segala kesulitan itu, ada yang selalu menghibur hati Nunez, dan itu adalah sepak bola. Pada 2013, dia bergabung di tim muda Penarol, dan mulai serius di sepak bola saat itu. Bersama Penarol, naik turun dia alami dalam karier.

Nunez pernah terkena cedera lutut, bahkan harus absen selama satu tahun setengah. Naik turun itu dia alami sampai 2019, ketika dia mulai tampil apik bersama Penarol, bahkan bergabung ke Timnas U-20 Uruguay untuk ajang Copa America U-20.

Dari situ, Nunez mulai merambah karier di Eropa. Sempat semusim bersama Almeria, Nunez mulai menunjukkan sinar bersama Benfica. Dua musim di Portugal, talenta Nunez mekar hingga akhirnya tercium oleh Liverpool. Kehidupannya pun membaik berkat sepak bola.

3. Potensi Darwin Nunez untuk bersinar bersama Liverpool

Darwin Nunez usai mencetak gol ke gawang Lech Poznan dalam laga Grup D Europa League 2020/2021. (uefa.com/uefaeuropaleague)

Secara kualitas, Nunez memiliki kemampuan yang apik sebagai penyerang. Dia mirip dengan Luis Suarez muda, punya kemampuan dribel apik, berpadu dengan sprint ciamik dan kepandaian dalam membaca ruang. Dia juga adalah kreator ciamik.

Dengan kemampuannya ini, Darwin Nunez akan jadi pelengkap lini depan Liverpool, yang kabarnya akan ditinggal Sadio Mane. Jikapun kelak Mohamed Salah dan Roberto Firmino juga pergi, Nunez, Diogo Jota, dan Luis Diaz, bisa jadi trio apik 'Si Merah' selanjutnya.

Editorial Team