Profil Kota Takai, Bek Baru Tottenham Asal Jepang dari J1 League

Kota Takai menjadi pemain Asia yang sedang hangat dibicarakan pada bursa transfer musim panas 2025. Bek tengah asal Jepang tersebut baru berusia 20 tahun, tetapi rekam jejak kariernya sudah membuat banyak pengamat menaruh ekspektasi tinggi. Perpindahannya dari Kawasaki Frontale ke Tottenham Hotspur menimbulkan pertanyaan, mampukah dia segera beradaptasi di London Utara?
Spurs diyakini akan memasukkan Takai langsung ke skuad utama Thomas Frank tanpa opsi peminjaman. Frank, yang dikenal berani mempromosikan pemain muda, menilai jumlah laga senior Takai, 78 pertandingan di semua kompetisi, cukup sebagai modal bersaing di tim bertabur nama besar seperti Cristian Romero dan Micky van de Ven. Dengan profil atletis dan wawasan taktis yang terasah di Kawasaki Frontale, pemain berpostur 192 sentimeter (cm) ini dipandang sebagai investasi jangka panjang bagi Spurs.
1. Kota Takai menjadi penjualan termahal dari J1 League
Takai lahir di Yokohama pada 4 September 2004 dan menimba ilmu sepak bola di akademi Kawasaki Frontale sebelum melakukan debut profesional pada 2023. Musim berikutnya, dia langsung mencuri perhatian publik Jepang dengan menerima penghargaan Best Young Player J1 League 2024 dan membantu tim berjuluk Azzurro Nero ini menjuarai Japanese Super Cup pada tahun yang sama. Keberhasilan tersebut menegaskan kemampuannya beradaptasi cepat di level senior.
Performa domestik Takai mengantarnya ke kompetisi kontinental. Pada Liga Champions AFC 2025, dia tampil sembilan kali, mencatat satu gol, empat nirbobol, dan rata-rata hanya 0,89 gol kebobolan per 90 menit. Pertahanan solid itu ikut membawa Frontale melaju hingga final sebelum dihentikan Al-Ahli, setelah sebelumnya menyingkirkan Al-Nassr yang diperkuat Cristiano Ronaldo di semifinal. Catatan prestisius tersebut memperlihatkan ketahanan mentalnya menghadapi penyerang kelas dunia.
Di level internasional, Takai tampil di Olimpiade Paris 2024 sebagai pemain termuda Timnas Jepang. Dia kini sudah mengoleksi empat caps senior, termasuk menjadi starter saat Samurai Blue mengalahkan Indonesia 6-0 pada kualifikasi Piala Dunia 10 Juni 2025. Hal inilah yang membuat Spurs berani mengeluarkan mahar lima juta euro atau setara hampir Rp111 miliar, menjadikannya penjualan termahal dalam sejarah kompetisi Jepang ke luar negeri.
2. Kota Takai memiliki atribut bek tengah modern yang menjanjikan
Di lapangan, Kota Takai biasanya berperan sebagai bek tengah kanan dalam formasi empat bek. Tapi, dia juga nyaman bermain di sisi kanan trio bek. Dilansir Opta Analyst, dengan tinggi badan 192 cm, dia memiliki rasio kemenangan duel udara 62,9 persen pada 2025 yang membuatnya dominan di bola-bola atas, melebihi rata-rata bek J1 League yang berada di kisaran 59 persen. Selain itu, dia sukses menghentikan 65 persen upaya dribel lawan, keenam terbaik di seluruh kompetisi yang menunjukkan timing tekel sempurna.
Statistik defensifnya di Liga Champions AFC semakin menegaskan efektivitasnya. Takai rata-rata mencatat 1,80 tekel, 1,68 intersep, dan 4,08 sapuan per 90 menit, sekaligus mencatat nol kartu sepanjang turnamen. Catatan ini menggambarkan, dia agresif sekaligus bersih dalam perebutan bola. Takai juga pernah mengenakan ban kapten Frontale dalam laga J1 League melawan Yokohama F Marinos pada April 2025 yang membuktikan kepercayaan pelatih terhadapnya walaupun masih belia.
Kemampuan progresifnya layak dicermati. Sejak awal 2024, dia rata-rata melakukan 5,9 dribel progresif sejauh 48,5 meter per 90 menit, nilai yang menandakan keberaniannya membawa bola keluar dari lini belakang. Radar Opta pun mengaitkan profil statistiknya dengan Dean Huijsen dan Charlie Cresswell, dua bek muda Eropa yang dikenal memiliki keseimbangan fisik dan distribusi bola modern. Kombinasi fisikalitas, menggiring bola, dan kecerdasan posisi inilah yang membuat banyak pemandu bakat memproyeksikan Takai sebagai generasi penerus bek Jepang di Eropa setelah Ko Itakura atau Takehiro Tomiyasu.
3. Kota Takai diprediksi masuk skuad utama Spurs tanpa dipinjamkan
Spurs saat ini memiliki kuartet bek tengah senior, Cristian Romero, Micky Van de Ven, Kevin Danso, dan Radu Dragusin, serta sederet talenta muda seperti Luka Vuskovic dan Alfie Dorrington. Meski persaingannya ketat, Frank ingin menambah kedalaman setelah krisis cedera musim lalu. Staf teknis Spurs menilai pengalaman Takai di 78 laga senior dan empat partai kualifikasi Piala Dunia cukup untuk membuatnya bertahan di skuad utama sejak hari pertama latihan pramusim.
Peran awal Takai kemungkinan sebagai pelapis langsung Romero yang memiliki gaya bertahan serupa. Keunggulan duel udara dan kecakapan dalam bola-bola mati, membuatnya menjadi alternatif penting ketika Spurs menghadapi lawan dengan ancaman di situasi tersebut. Ia juga menawarkan opsi membuka build-up dari belakang melalui dribel atau umpan akurat dengan 1.063 umpan dengan tingkat keberhasilan 88,2 persen di liga Jepang musim lalu.
Secara psikologis, Takai menunjukkan rasa percaya diri yang kuat. Sejak 2023, dia memang ingin berkarier di Eropa dan menjadikan Virgil van Dijk sebagai panutan dan bertekad menyaingi idolanya ketika Spurs bersua Liverpool. Mentalitas kompetitif ini selaras dengan filosofi Frank yang mengutamakan pemain berkarakter kuat. Jika mampu memanfaatkan menit bermain di Piala Liga, fase grup Liga Champions, atau rotasi kompetisi domestik, Takai berpotensi menembus susunan starting line-up sebelum berusia 22 tahun.
Spurs merekrut Kota Takai dengan visi jangka panjang. Statistik dan perjalanan kariernya menunjukkan ia siap memberi dampak dalam waktu singkat. Jika adaptasinya mulus, bukan tidak mungkin dia menghadirkan kejutan menyenangkan bagi publik Tottenham Hotspur Stadium pada musim mendatang.