Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stadion Emirates milik Arsenal
ilustrasi stadion Emirates milik Arsenal (pexels.com/HuyPhan)

Arsenal lewat laman resminya mengumumkan kedatangan bek asal Ekuador, Piero Hincapie, pada 1 September 2025. Pemain berusia 22 tahun itu bergabung dengan skema peminjaman selama setahun dan opsi pembelian seharga 45 juta pound sterling atau Rp1 triliun pada musim panas 2026. Kehadiran Hincapie memberikan angin segar kepada lini pertahanan Arsenal setelah William Saliba mengalami cedera.

Sang pemain sendiri memiliki reputasi sebagai salah satu bek muda dengan penampilan konsisten bersama Bayer Leverkusen sejak 2021. Hincapie mendapat julukan El Kaiser atau Sang Kaisar berkat permainan solid kala menjaga pertahanan Leverkusen dan Timnas Ekuador. Usianya yang masih menginjak 23 tahun menjadikannya salah satu investasi The Gunners secara jangka panjang.

Berikut profil dan rekam jejak karier Piero Hincapie.

1. Masa kecilnya dihabiskan dengan bermain sepak bola pantai

Piero Hincapie lahir di Esmeraldas pada 9 September 2002. Ia sudah menggemari sepak bola sejak berusia 7 tahun. Awalnya, Hincapie tidak bermain sepak bola di lapangan rumput, melainkan pasir pantai. Ia pernah memenangkan turnamen sepak bola pantai bersama klub lokal. Hincapie mulai serius mendalami ilmu sepak bola masuk akademi Norte America dan Deportivo Azogues. Ia kemudian direkrut klub papan atas Ekuador, Independiente del Valle, saat berusia 14 tahun.

Perjalanan kariernya tidaklah mudah ketika baru bergabung Independiente del Valle. Hincapie harus menempuh perjalanan 7 sampai 8 jam dari rumahnya ke pusat latihan klub. Penampilannya mulai mencuri perhatian ketika tampil impresif bersama Ekuador U-17 pada Piala Dunia U-17 2019. Hincapie bermain penuh selama 90 menit dalam empat laga beruntun dari fase grup sampai 16 besar.

Performa impresif itu kembali ia tunjukkan kala membela Independiente del Valle U-20 kala menjuarai Copa Libertadores U-20 2020. Hincapie tampil dalam lima laga dari fase grup sampai final. Ia hanya bermain dalam tiga laga bersama tim senior Independiente del Valle pada 2019--2020. Sebab, Hincapie memutuskan merantau ke Argentina dengan pindah ke CA Talleres pada Agustus 2020.

2. Tampil impresif bersama CA Talleres dan Timnas Ekuador pada Copa America 2020

Piero Hincapie hanya bermain dalam 22 pertandingan di semua kompetisi bersama CA Talleres pada 2020--2021. Meski begitu, performa sang pemain dinilai cukup impresif sehingga mendapat panggilan ke Timnas Ekuador senior untuk berlaga di Copa America 2020. Hincapie menunjukkan performa impresif selama turnamen berlangsung dengan menjadi starter di semua laga meski baru berusia 19 tahun.

Posisinya di lini belakang Ekuador tidak tergantikan selama berkompetisi di Copa America 2020. Performa impresif Hincapie membuatnya diincari beberapa klub Eropa. Ia akhirnya menerima tawaran dari klub papan atas Bundesliga Jerman, Bayer Leverkusen.

3. Berkembang pesat bersama Bayer Leverkusen dan menciptakan sejarah

Piero Hincapie mengawali kiprahnya di sepak bola Eropa bersama Bayer Leverkusen pada Agustus 2021. Direktur Olahraga Leverkusen, Simon Rolfes, mengatakan performa sang pemain bersama Ekuador pada Copa America 2021 begitu luar biasa. Ia yakin Hincapie akan menjadi bagian penting Leverkusen dalam beberapa tahun ke depan.

Sang pemain membayar kepercayaan klub dengan tampil solid sejak musim pertama. Hincapie bermain dalam 27 laga Bundesliga dengan catatan 1 gol dan assist pada 2021/2022. Ia kemudian menjadi pilar penting lini belakang Die Werkself kala meraih gelar juara Bundesliga dan DFB Pokal dengan rekor tak terkalahkan pada 2023/2024. Secara keseluruhan, Hincapie tampil dalam 166 pertandingan dengan mencetak 7 gol serta 5 assist di semua kompetisi pada 2021--2025.

4. Permainannya terinspirasi dari Carles Puyol

Dilansir laman resmi Bundesliga, Piero Hincapie sempat disebut kakaknya mirip dengan bek Argentina dan Tottenham Hotspur, Cristian Romero. Namun, ia belajar banyak dari gaya permainan dua bek legendaris Spanyol, Carles Puyol dan Sergio Ramos. Hincapie menonton video permainan Puyol dan Ramos saat berada di bus kala menempuh 7 sampai 8 jam perjalanan menuju pusat latihan Independiente del Valle. Ia menyadari sangat mengagumi permainan Puyol dengan jiwa kepemimpinannya sebagai kapten Barcelona.

Hincapie sendiri membuktikan dalam jalur yang tepat untuk bisa menyamai level Puyol dan Ramos. Eks rekan Puyol dan Ramos di Timnas Spanyol, Xabi Alonso, memberikan pujian terhadap perkembangan Hincapie di Leverkusen. Selama melatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso melihat Hincapie seorang pemain yang agresif, tenang saat mengambil keputusan, dan adaptif dengan berbagai sistem permainan.

Piero Hincapie kini mengambil langkah besar dalam kariernya setelah bergabung dengan Arsenal. Cederanya William Saliba bisa memberikan kesempatan kepadanya untuk unjuk gigi. Terlebih lagi, Arsenal juga melepas beberapa beknya, seperti Jakub Kiwior, Takehiro Tomiyasu, Oleksandr Zinchenko, dan Albert Sambi Lokonga pada bursa transfer musim panas 2025. Namun, Hincapie harus bersaing dengan Gabriel Magalhaes dan Cristhian Mosquera untuk mengisi posisi bek tengah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo Sy