Dalam satu dekade ke belakang, Liga Inggris menjadi yang paling populer di dunia. Klub-klub terbaiknya seperti Chelsea, Manchester United, Liverpool, Arsenal berlomba-lomba mendatangkan pemain terbaik dunia yang berposisi penyerang.
Fenomena tersebut berdampak pada minimnya kesempatan yang diberikan kepada pemain-pemain muda asli Inggris.
Kurangnya jam terbang tentu membuat para penyerang muda Inggris tak berkembang. Namun pada musim 2014/15 seorang remaja berusia 22 tahun tiba-tiba menjadi pusat perhatian.
Tubuhnya tinggi dan gesit larinya. Ialah Harry Kane, penyerang muda yang mulai mendapat kepercayaan oleh Tottenham Hotspur.
Adalah Mauricio Pochettino, pelatih Spurs berkebangsaan Spanyol yang memberi kesempatan Kane di tim utama. Ia menjadi pilihan Pochettino di lini depan dan menyingkirkan seniornya, Emanuel Adebayor. Pada musim itu, ia mencetak 21 gol dari 34 laga Premier League.
Penampilannya terus meningkat bersama Spurs. Hingga pada musim 2015/2016, Kane mampu menjadi top scorer Premier League dengan 25 gol. Prestasi tersebut berlanjut di muusim berikutnya dengan menjadi tpencetak gol terbanyak lagi dengan torehan 29 gol.
Kane seperti tak bosan untuk membobol gawang lawan.
Gol demi gol ia sumbangkan dan mengantar Spurs selalu menempati posisi empat besar Premier League. Di musim lalu, ia mencetak 30 gol dan hanya berselisih dua gol dari Mohamed Salah yang menjadi top scorer.