Quincy Promes melakukan selebrasi gol favoritnya (instagram.com/qpromes)
Meski belum terbukti bersalah, ia tak pernah lagi dipanggil memperkuat Timnas Belanda. Keikutsertaan terakhirnya di tim Oranje adalah saat Euro 2020 yang diselenggarakan pada 2021 karena pandemik COVID-19. Dua tahun setelah itu, tuduhan atas kasus percobaan pembunuhan sang sepupu akhirnya terbukti. Promes divonis hukuman penjara 18 bulan, tetapi terselamatkan karena berada di Moskow.
Pada Februari 2024, pengadilan Belanda kembali menghadiahinya hukuman penjara setelah berhasil membuktikan keterlibatan Promes dalam kasus penyelundupan narkoba lewat petunjuk salah satu mitranya yang tertangkap. Atas dakwaan tersebut, Promes divonis enam tahun penjara. Namun, Promes bisa duduk manis di Moskow karena Rusia dan Belanda belum memiliki perjanjian ekstradisi. Di tengah proses pengadilan kasusnya, bahkan setelah vonis, Promes masih jadi andalan klub raksasa Rusia tersebut. Pihak manajemen hampir tak pernah membahas kasus-kasus Promes, seolah ia tak berdosa.
Bertolak belakang dengan citranya yang problematik di Belanda, hidupnya di Moskow menandakan kesuksesan. Selain jadi pesepak bola ternama dengan raihan gelar pemain terbaik dan topskor di RPL, Quincy Promes adalah rapper yang sudah merilis beberapa lagu lewat label rekaman buatannya sendiri. Ia juga punya bisnis fesyen. Semua lini bisnisnya itu ia namai Mask, sesuai dengan kecintaannya membuat gestur mengenakan topeng dengan satu tangannya saat merayakan gol.
Entah sampai kapan Quincy Promes akan menghindar dari hukuman. Selama Rusia tak menandatangani perjanjian ekstradisi dengan Belanda dan bersedia memperpanjang visa Promes, rasanya ia tak akan kehilangan kesempatan mengaktualisasi berbagai keinginannya. Miris, tapi inilah realitasnya.