pemain Serbia di Piala Dunia 2022 (instagram.com/fudbalskisavezsrbije)
Kosovo dan Serbia akhirnya menandatangani perjanjian damai pada 1999. Perjanjian ini terwujud usai North Atlantic Treaty Organization (NATO) melakukan serangan udara ke teritori Serbia selama bulan Maret sampai Juni 1999. Peristiwa tersebut sampai sekarang masih dikenang rakyat Serbia sebagai tragedi memilukan.
Perjanjian damai tersebut memastikan bahwa Kosovo dapat otonomi yang sudah mereka dapat sejak menjadi bagian dari Yugoslavia. Selama beberapa waktu, pasukan penjaga keamanan juga berjaga di wilayah perbatasan Kosovo-Serbia.
Sampai tahun 2006, Kosovo masih menjadi bagian dari Serbia di atas kertas sampai mereka mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Berbeda dengan bendera Albania, bendera Kosovo menunjukkan peta teritori mereka dengan enam bintang di atasnya. Bintang tersebut merepresentasikan enam etnik terbesar mereka yaitu Albania, Serbia, Bosnia, Turki, Romani, dan Gorani.
Namun, hingga kini ketegangan antara Serbia dan Kosovo belum juga padam. Melansir BBC, presiden Serbia Aleksandar Vucic yang menjabat sejak 2017 pernah bersumpah tidak akan mengakui kemerdekaan Kosovo.
Sejauh ini baru 99 dari 193 negara anggota PBB yang mengakui kedaulatan Kosovo. Gestur kepakan burung yang dilakukan Shaqiri dan Xhaka pada 2018 dianggap sebagai simbol dukungan terhadap kemerdekaan Kosovo yang tidak pernah diakui Serbia.
Aksi tersebut dibalas oleh suporter Serbia pada 2022. Saat laga lawan Brasil (25/11/2022) lalu, seorang suporter Serbia kedapatan membawa spanduk yang bergambarkan bendera Serbia yang membentuk peta Kosovo. Ditambah dengan tulisan besar berbunyi "Tidak Menyerah".
Menurut liputan BBC, FIFA membuka kasus ini dan kemungkinan akan menjatuhkan sanksi pada Serbia menggunakan regulasi larangan penyertaan pesan politik di dalam pertandingan sepak bola.