Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret bendera AS Roma (pixabay/jorono)
potret bendera AS Roma (pixabay/jorono)

Intinya sih...

  • Eksekusi penalti Roma gagal tiga kali, Artem Dobvyk dan Matias Soule gagal mencetak gol setelah tiga eksekusi yang diulang.

  • Pelatih Roma, Gian Piero Gasperini, mengakui momen unik dan tidak disengaja ini sebagai pengalaman pertama sepanjang hidupnya.

  • Meskipun kegagalan tersebut, Gasperini tetap mengajak anak asuhnya untuk tetap positif dan menunjukkan semangat juang yang apik dalam pertandingan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Laga Liga Europa 2025/26 lawan Lille menyisakan momen pahit bagi AS Roma. Momen itu terjadi pada menit 81, ketika 'Giallorossi' sejatinya punya potensi menyamakan angka.

Dalam laga yang dihelat di Stadio Olimpico, Jumat (3/10/2025) dini hari WIB itu, Roma harus rela kalah 0-1 dari Lille lewat gol tunggak Hakon Haraldsson pada menit keenam laga. Roma bukannya tak bisa menyamakan angka.

Di akhir-akhir babak kedua, Roma mendapatkan hadiah penalti usai pemain Lille melakukan handball. Sayangnya, hal ini justru menghadirkan momen pahit bagi Roma.

1. Eksekusi penalti diulang sampai tiga kali

Artem Dobvyk maju sebagai eksekutor penalti. Pada eksekusi pertama, bola sepakannya berhasil ditepis. Namun, eksekusi harus diulang karena ada pemain Lille yang masuk ke kotak penalti sebelum bola ditendang.

Pada eksekusi kedua, sepakan Dobvyk kembali berhasil ditepis kiper Lille. Namun, eksekusi harus diulang lagi lantaran kiper Lille, Berke Ozer, kedapatan keluar garis gawang lebih dulu sebelum bola disepak.

Pada eksekusi ketiga, giliran Matias Soule yang maju menggantikan Dobvyk. Sama seperti Dobvyk, eksekusi Soule berhasil ditepis kiper. Dua penendang, tiga kali eksekusi, tetapi hasilnya nol bagi Roma.

2. Situasi yang unik bagi Gasperini

Pelatih Roma, Gian Piero Gasperini, mengakui momen tiga penalti gagal di saat bersamaan ini adalah momen unik, sekaligus yang pertama sepanjang hidupnya. Kendati unik, momen ini tetap menghadirkan kepahitan bagi Roma.

"Itu (eksekusi penalti gagal tiga kali) hampir unik dan tidak disengaja. Tapi itu terjadi dan tidak diragukan lagi memengaruhi hasil. Tim, dalam hal semangat, telah memberikan banyak hal," kata Gasperini, dilansir Football Italia.

3. Tetap mengajak anak-anak asuhnya untuk positif

Terlepas dari kegagalan eksekusi tiga kali ini, plus kegagalan memenangi laga lawan Lille, Gasperini tetap mengajak anak-anak asuhnya untuk tetap positif. Apalagi, Roma menampilkan semangat juang yang apik sepanjang laga.

"Roma, terlepas dari sejumlah kesalahan, bermain dengan tekad dan ritme sampai akhir lawan Lille. Mungkin kami tidak tajam dalam memanfaatkan peluang-peluang, tapi laga macam ini kerap memberi pelajaran," kata Gasperini.

Editorial Team