Efek paling mencolok dari perginya Luis Diaz terlihat dari produktivitas Liverpool yang menurun signifikan. Hingga pekan ke-12, mereka berada di papan tengah klasemen dengan selisih gol -2 yang menunjukkan penurunan produktivitas. Banyak peluang tercipta bukan melalui struktur yang rapi, melainkan lewat situasi mengejar ketertinggalan yang berlangsung tanpa pola jelas. Hal ini membuat efektivitas serangan kian berkurang.
Para pemain depan pun mengalami kesulitan berkembang. Alexander Isak kesulitan mendapat suplai dan tidak cocok menjalankan peran sebagai pemantul bola. Florian Wirtz mengalami penurunan kepercayaan diri, sementara Hugo Ekitike yang sempat tampil menjanjikan kemudian terputus dari alur permainan. Pada musim sebelumnya, Diaz berperan besar dalam menstabilkan build-up dan menyediakan jalur vertikal yang kini hilang dari skema Arne Slot.
Trisula lini serang Liverpool juga kehilangan tipe pemain pekerja keras. Mengutip BeIN Sports, mantan pemain Liverpool, Daniel Sturridge menekankan bahwa Diaz rela berkorban demi keseimbangan struktur serangan, sesuatu yang tidak terlihat dari kombinasi Cody Gakpo–Mohamed Salah–Isak/Ekitike. Semua pemain depan kini berorientasi pada aksi individual, sehingga tidak ada satu pun yang berperan sebagai pemicu dalam pressing dan counter-pressing.
Konsekuensi praktis paling jelas terlihat pada pertandingan-pertandingan ketika Liverpool membutuhkan rotasi winger. Dalam laga melawan Nottingham Forest, misalnya, Slot tidak memiliki opsi winger andalan untuk mengubah dinamika serangan. Kondisi ini membuat Liverpool lebih mudah dipaksa bermain dalam tempo yang lawan inginkan, dan kehilangan kemampuan mengendalikan alur permainan seperti musim sebelumnya.
Efek psikologis turut memperburuk keadaan. Diaz dikenal sebagai pemain yang mampu memberi dorongan mental ketika tim menghadapi tekanan. Tanpa dribbler agresif yang menciptakan momentum, Liverpool kehilangan karakter reaktif yang dulu melekat pada permainan mereka. Ironisnya, investasi besar senilai 446 juta pound sterling (Rp9,744 triliun) belum mampu mengganti elemen-elemen intensitas, konektivitas, dan pengacau pertahanan lawan dari sisi kiri khas Diaz.
Liverpool kini menghadapi realitas, kehilangan Luis Diaz bukan sekadar kehilangan seorang winger, mereka sekaligus kehilangan fondasi yang menopang struktur serangan dan pressing mereka. Jika Arne Slot tidak menemukan cara untuk menutup celah tersebut, perjalanan 2025/2026 kemungkinan akan makin berat bagi sang juara bertahan Premier League.