Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
European Super League (instagram.com/fabriziorom)
European Super League (instagram.com/fabriziorom)

Jakarta, IDN Times - Keputusan Pengadilan Uni Eropa (CJEU) yang mengakomodir proyek European Super League untuk dilanjutkan ternyata tak mendapat sambutan baik dari sederet klub raksasa di Eropa. Banyak dari klub Eropa yang menolak dilanjutkannya kembali ESL.

Pada dasarnya, klub-klub itu merasa ESL bukan sebuah kompetisi yang berkomitmen dalam piramida kompetisi. Sebagai breakaway league, ESL dianggap sebagai pengkhianatan dari federasi seperti UEFA dan FIFA.

1. Keputusan CJEU tak bikin goyah

Potret Juergen Klopp dan Erik ten Hag. (premierleague.com).

Klub-klub seperti Manchester United, Chelsea, Paris Saint-Germain, Bayern Munich, Atletico Madrid, hingga Inter Milan, menegaskan sikapnya yang menolak ESL. Keputusan CJEU tak membuat mereka berpikiran untuk mengkhianati UEFA.

"Kami telah memperhatikan keputusan pengadilan. Namun, hal ini tidak mengubah posisi FC Bayern dan ECA, kompetisi semacam itu akan menjadi serangan terhadap liga nasional dan struktur sepakbola Eropa," ujar CEO Bayern Munich, Jan-Christian Dreesen, di situs resmi klub.

Menarik ketika melihat penolakan MU. Sebab, MU pada awalnya adalah inisiator dari ESL. Tapi, belakangan mereka mundur dan mengubah sikap untuk menolaknya.

"Posisi kami tidak berubah, berkomitmen penuh untuk berpartisipasi dalam kompetisi resmi, dan menjalin kerja sama positif dengan UEFA, Premier League, serta sesama klub melalui ECA (Asosiasi Klub Eropa) untuk kelanjutan pengembangan sepak bola Eropa," begitu pernyataan resmi MU.

2. Real Madrid dan Barcelona teguh

potret Florentino Perez (realmadrid.com)

Hingga saat ini, hanya Real Madrid dan Barcelona yang masih lantang memberikan dukungan kepada ESL. Keduanya tetap membuka pintu meski LaLiga tergabung dalam kubu yang menolak.

"Kami akan mewujudkannya meskipun kampanye yang dialami sangat sulit, dan kemungkinan besar akan semakin intensif mulai hari ini. Namun, tidak ada yang mengatakan, mengakhiri monopoli berusia puluhan tahun akan mudah. Kami dihadapkan pada peluang fantastis untuk meningkatkan sepak bola klub Eropa," kata Presiden Madrid, Florentino Perez.

3. ESL, wacana yang bikin panik UEFA dan FIFA

European Super League (thesuperleague.com)

Suara sederet klub raksasa Eropa untuk Super League memang sedang terpecah. Padahal pada April 2021 lalu, ada 12 klub yang mendukung pembentukan kompetisi ini.

Hanya saja, proyek itu kolaps dengan cepat di tengah kritik keras dari berbagai pihak. FIFA dan UEFA dituding menjadi dalang dalam hal ini.

"CJEU akan memutuskan apakah UEFA dan FIFA memang melawan hukum Uni Eropa, dengan cara menghalangi pembentukan Liga Super Eropa pada 2021, serta potensi sanksi-sanksi bagi klub terlihat," bunyi pernyataan resmi CJEU.

"Mengingat sifatnya yang sewenang-wenang, peraturan mengenai persetujuan, pengendalian dan sanksi harus dianggap sebagai pembatasan yang tidak dapat dibenarkan terhadap kebebasan memberikan layanan," lanjutnya.

Editorial Team