Piala Tiger 1998 (aseanfootball.org)
Sementara di Indonesia, ada beberapa kasus sepak bola gajah yang paling dikenal oleh pencinta sepak bola. Di antaranya sebagai berikut.
1. Persebaya vs Persipura (Liga Perserikatan 1987-1988)
Sepak bola gajah di Indonesia pertama kali dikenal sejak tahun 1987-1988, tepatnya pada pertandingan Persebaya vs Persipura dalam lanjutan Liga Perserikatan. Saat itu, Persebaya kalah telak 0-12 dari Persipura. Pertandingan kotor tersebut mengharuskan Persipura menjadi pemenang dengan skor telak supaya mereka bisa lolos ke babak 6 besar Liga Perserikatan.
Setelah ditelusuri, tiga hari sebelum pertandingan, para pemain Persebaya dikumpulkan di Hotel Majapahit. Manajer Persebaya saat itu, Agil H. Ali, menginstruksikan kepada para pemainnya untuk mengalah dari Persipura supaya masyarakat Irian Jaya tidak makin sedih setelah Perseman Manokwari juga mengalami kekalahan dan gugur dari kompetisi tersebut.
Saat skor 8-0, pemain Persipura, Mettu Duaramuri mendatangi Muharram, kapten Persebaya. Ia berkata bahwa golnya masih kurang dan akhirnya mereka sepakat untuk menambah empat gol lagi.
Gelagat-gelagat aneh mulai dilakukan oleh pemain Persebaya. Misalnya, kiper Persebaya, Usnadi yang lompat ke atas, padahal bola yang ditendang hanya bergulir di tanah. Lalu, pemain persebaya, Zainal Suripto yang tampak sengaja melanggar keras pemain Persipura di kotak penalti. Alhasil, ia diberi kartu merah.
2. Timnas Indonesia vs Thailand (Piala Tiger 1998)
Babak penyisihan Piala Tiger Grup A tahun 1998 mempertemukan Indonesia vs Thailand yang berlangsung di Vietnam. Saat itu, timnas Vietnam sudah menjadi runner up Grup B dan Indonesia serta Thailand diketahui menghindari bertemu Vietnam pada babak selanjutnya. Alhasil, pelatih timnas Indonesia saat itu, Rusdy Bahalwan menyuruh para pemain timnas untuk kalah dari Thailand.
Hasil akhir pertandingan tersebut adalah 3-2 untuk kemenangan Thailand. Gol terakhir Thailand adalah gol bunuh diri Mursyid Efendi ke gawang kiper Kurnia Sandy. Hal itu membuatnya disanksi oleh FIFA tidak boleh bermain sepak bola internasional seumur hidup. FIFA juga memberi denda sebesar 40 ribu dolar AS.
Peristiwa tersebut mencoreng sepak bola Indonesia yang saat itu berada di peringkat 76 dunia, pencapaian tertinggi timnas Indonesia hingga saat ini. Banyak publik sepak bola yang kecewa dan marah atas pertandingan kotor tersebut.
3. PSIS Semarang vs PSS Sleman tahun 2014
Pada Grup N babak 8 besar Divisi Utama 2014, terjadi kasus sepak bola gajah yang mempertemukan PSIS Semarang vs PSS Sleman. Skor akhir pertandingan tersebut adalah 3-2 untuk kemenangan PSS Sleman. Anehnya, seluruh gol yang tercipta adalah hasil gol bunuh diri setiap tim.
Hal itu disinyalir karena kedua tim menghindari bertemu Borneo FC yang saat itu sudah menjadi runner up Grup P. Anehnya lagi, sepanjang 90 menit pertandingan, kedua kesebelasan tidak melakukan penyerangan yang berarti ke gawang lawan. Kedua tim hanya bermain-main dengan umpan pendek di area pertahanan mereka. Sampai ujung-ujungnya mereka terlihat sangat sengaja mencetak gol ke gawang mereka sendiri.
Akibatnya, kedua tim diberi sanksi oleh PSSI, yaitu didiskualifikasi dari kompetisi dan sebanyak 50 orang dihukum oleh Komisi Disiplin PSSI. Orang-orang yang dihukum tersebut terdiri dari 24 orang PSIS Semarang dan 26 orang PSS Sleman.
Hal yang sangat disayangkan selanjutnya adalah PSSI yang hanya memberi sanksi kepada para pemain, tapi tidak kepada aktor di balik pertandingan kotor tersebut.
Nah, itulah tadi penjelasan lengkap tentang istilah sepak bola gajah. Permainan kotor ini jelas mencoreng esensi olahraga sepak bola yang semestinya menjunjung tinggi sportivitas. Selain itu, kejadian-kejadian tersebut makin menunjukkan bahwa sepak bola tidak akan pernah bisa lepas dari unsur politik.