Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Emirates Stadium (pexels.com/huyphan)
Emirates Stadium (pexels.com/huyphan)

Intinya sih...

  • George Graham menerima uang dari Rene Hauge terkait transfer dua pemain asal Skandinavia pada 1991 dan 1992.

  • George Graham dipecat Arsenal dan dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama setahun.

  • George Graham mempersembahkan trofi untuk Tottenham Hotspur saat kembali melatih setelah hukumannya selesai.

George Graham punya andil besar dalam mengisi lemari trofi Arsenal. Sebagai pemain pada 1965—1972, ia berhasil menyumbang tiga piala. Graham merupakan bagian dari skuad The Gunners yang menjuarai Piala Inter-Cities Fairs pada 1970 dan Liga Inggris serta Piala FA pada 1971. Di final Piala FA 1971, ia bahkan menyumbang satu gol dalam kemenangan 2-1 atas Liverpool yang membuatnya dinobatkan sebagai man of the match.

Sementara, ketika bertindak sebagai pelatih pada 1986—1995, pria asal Skotlandia itu menambah enam trofi. Graham mempersembahkan 2 gelar juara Liga Inggris, 2 Piala Liga Inggris, 1 Piala FA, dan 1 Piala Winners UEFA. Sayangnya, kebersamaannya dengan Arsenal berakhir getir. Ia dipecat akibat sebuah skandal suap terkait transfer pemain. Kasus tersebut pun menodai reputasi menterengnya di Highbury.

1. George Graham menerima uang dari Rene Hauge terkait transfer dua pemain

Pada November 1991 dan Juli 1992, Arsenal memboyong dua pemain asal Skandinavia. Pal Lydersen (Norwegia) bergabung dari IK Start dan John Jensen (Denmark) datang dari Brondby. Keduanya diwakili agen yang sama bernama Rune Hauge. Transfer mereka berjalan mulus karena hubungan yang baik antara Hauge dengan pelatih Arsenal saat itu, George Graham.

Hauge bahkan terlebih dahulu menawarkan Andrey Kanchelskis dan Peter Schmeichel kepada Graham. Namun, Graham sudah memiliki Anders Limpar dan David Seaman. Ia lantas menyarankan Hauge untuk menghubungi Alex Ferguson. Akhirnya, Kanchelskis dan Schmeichel pun bergabung dengan Manchester United pada Maret dan Agustus 1991.

Sekitar 6 pekan setelah Lydersen resmi menjadi pemain Arsenal, Graham dan Hauge bertemu di Hotel Park Lane, London, Inggris. Pada kesempatan ini, Graham menerima uang sebesar 140,5 ribu pound sterling. Kemudian, 5 pekan usai Jensen bergabung dengan skuadnya, Graham juga mendapat transferan dana dari Hauge senilai 285 ribu pound sterling.

Hauge mengaku, uang ini merupakan bentuk terima kasihnya kepada Graham. Menurutnya, kerja sama yang lancar di antara mereka membuatnya mendapat pengakuan sebagai salah satu agen terpandang di sepak bola Eropa. Sementara, Graham menegaskan, ia tidak pernah meminta apa yang diberikan Hauge tersebut. Meski begitu, pada akhirnya ia mendapat hukuman atas tindakannya.

2. George Graham dipecat Arsenal dan dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama setahun

Transaksi yang terjadi di antara George Graham dan Rune Hauge mulai terbongkar pada 22 April 1994. Arsenal menerima surat dari Inland Revenue (otoritas pajak di Inggris sebelum berganti nama menjadi His Majesty's Revenue and Customs pada 2005) yang menginformasikan terdapat staf pelatih mereka yang menerima uang terkait transfer pemain. Empat hari berselang, Steve Burthensaw, yang saat itu berstatus sebagai kepala pemandu bakat, mengaku dirinya adalah orang yang dimaksud. Burthensaw juga ternyata mendapat uang dari Hauge.

Sementara, Graham baru mengakui dirinya menerima uang dari Hauge pada 19 September 1994. Alasan di balik tindakannya tersebut adalah karena Hauge yang saat itu tengah diperiksa otoritas pajak Norwegia. Pada 1 Desember 1994, Graham pun menyerahkan dana sebesar 465 ribu pound sterling kepada Arsenal. Ini merupakan jumlah uang yang diterimanya dari Hauge ditambah dengan bunga. Setelahnya, Federasi Sepak Bola Inggris (FA) dan English Premier League (EPL) pun melakukan investigasi. Usai proses yang berjalan sekitar 2 bulan, mereka akhirnya membuat keputusan.

Namun, sebelum FA mengumumkan kepada publik terkait investigasinya, Arsenal sudah terlebih dahulu menerimanya. Hasilnya, pada 21 Februari 1995, klub mengeluarkan sebuah pernyataan yang berisi pemecatan Graham. Di dalamnya, mereka menyebut Graham tidak bertindak untuk kepentingan yang terbaik bagi Arsenal. Meski begitu, diwakili Peter Hill-Wood yang saat itu berstatus Chairman, Arsenal juga mengaku cukup sedih karena kerja sama mereka dengan salah satu pelatih tersuksesnya harus berakhir seperti ini.

FA menjatuhkan hukuman kepada Graham larangan beraktivitas di dunia sepak bola selama setahun yang dimulai pada Juli 1995. Sanksi ini lantas berlaku secara global setelah FIFA memberikan persetujuan. Sementara, Hauge awalnya dihukum seumur hidup oleh FIFA. Namun, hukuman tersebut berkurang drastis menjadi 2 tahun saja. Setelahnya, ia kembali bekerja sebagai agen pemain. Ole Gunnar Solskjaer merupakan salah satu kliennya. Hauge juga ikut berperan dalam kepindahan Rio Ferdinand dari West Ham United ke Leeds United pada 2000 yang saat itu memecahkan rekor transfer di Inggris.

3. George Graham mempersembahkan trofi untuk Tottenham Hotspur saat kembali melatih

Setelah menyelesaikan hukumannya, George Graham kembali bekerja dengan melatih Leeds United. Ia ditunjuk pada September 1996 dan bertahan sampai 1 Oktober 1998. Selama itu, Graham memimpin Leeds dalam 91 pertandingan dengan hasil 36 kemenangan, 25 keimbangan, dan 30 kekalahan. Di Premier League, ia membawa mereka berakhir di posisi 11, 5, dan 6. Sementara, untuk nonliga, persembahan terbaik Graham bagi Leeds adalah tiket perempat final Piala FA 1997/1998.

Menariknya, setelah meninggalkan Leeds United, Graham justru menyeberang ke rival utama Arsenal, Tottenham Hotspur. Ironisnya untuk Arsenal, Graham berhasil mempersembahkan trofi pada musim pertamanya menukangi Tottenham. Ia sukses mempersembahkan gelar juara Piala Liga Inggris 1998/1999 yang sekaligus mengakhiri puasa gelar mereka selama 8 tahun.

Di Premier League 1998/1999, Graham memang hanya bisa membuat Tottenham berakhir di posisi sebelas. Namun, prestasi mereka cukup mengesankan di luar liga. Selain menjuarai Piala Liga Inggris, The Lilywhites juga sukses menembus semifinal Piala FA. Mereka gagal melaju ke partai puncak setelah kalah 0-2 dari Newcastle United. Sementara, di Piala Liga Inggris, Tottenham berhasil mengangkat piala usai menang 1-0 atas Leicester City. Graham dipecat Tottenham pada Maret 2001 dan tidak pernah melatih lagi.

Meski kisahnya dengan Arsenal berakhir tragis, George Graham sejatinya tetap merupakan sosok yang dihormati klub merah di London Utara ini. Salah satu buktinya, potretnya merupakan salah satu yang dipajang dalam perilisan tampilan baru Emirates Stadium pada Mei 2023. Selain itu, Graham juga masih cukup rutin menyaksikan Arsenal secara langsung di markas kebanggaannya tersebut. Teranyar, ia hadir saat mereka mengalahkan Chelsea dengan skor 1-0 pada 16 Maret 2025. The Blues merupakan klub yang diperkuat Graham sebelum bergabung dengan Arsenal sebagai pemain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team