Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Brasil di Piala Dunia 2022. (twitter.com)

Jakarta, IDN Times - Tarian dansa dan Brasil merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Lewat itu, orang-orang di negara yang beribu kota Brasilia itu mengungkapkan kebahagiaan dan kesenangan. Hal itu dipahami oleh Tite.

Alhasil, sosok yang kini jadi pelatih Timnas Brasil itu tidak heran ketika para pemainnya berdansa saat merayakan gol. Menurutnya, itu adalah bahasa dari anak-anak asuhnya. Lebih jauh, itu merupakan bahasa Brasil.

"Mereka (para pemain Brasil) adalah anak-anak muda yang memiliki bahasa mereka sendiri. Ya, bahasa itu adalah tarian dansa," ujar Tite, dilansir ESPN FC.

1. Tite yang mencoba beradaptasi

Timnas Brasil melakukan selebrasi gol. (es.sports.yahoo.com)

Lebih lanjut, Tite tentu tidak ingin ketinggalan zaman. Sadar bahwa dansa adalah bagian dari kebiasaan anak-anak asuhnya, dia mencoba beradaptasi. Alhasil, tampak selepas laga lawan Korea Selatan, dia ikut berdansa.

"Saya selalu ingin coba beradaptasi dengan bahasa anak-anak asuh saya, yaitu dansa. Kamu harus coba mempelajari gerakannya. Gerakannya sungguh-sungguh sulit," kata Tite.

2. Mengundang kritik dari Roy Keane

hitc.com

Akan tetapi, tampaknya perayaan gol berupa dansa dari Brasil ini tetap mengundang kritik. Salah satunya muncul dari legenda Manchester United, Roy Keane. Dia berujar, dansa Brasil ini dianggap tidak menghormati lawan.

""Saya tidak menyukainya. Anda bisa bicara soal budaya, tapi saya rasa itu tidak menghormati lawan. Sedang unggul 4-0, dan mereka melakukannya tiap cetak gol," ujar Keane.

3. Tite sudah mewanti-wanti akan kritik orang

potret Tite (sport360.com)

Atas kritik dari Keane ini, Tite sudah sadar bahwa tarian dansa dari anak-anak asuhnya ini bisa mengundang kontroversi. Menurutnya, akan ada orang-orang jahat yang berinterpretasi bahwa dansa Brasil ini mencerminkan rasa tak hormat.

"Ya, pada akhirnya Brasil harus tetap hati-hati. Ada saja orang-orang yang menganggap tarian dansa kami itu tidak menghormati sesuatu atau seseorang. Padahal, itu adalah cara kami mengungkapkan kebahagiaan," tutur Tite.

Editorial Team