Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pemain sepak bola (pixabay.com/planet_fox)

Liam Delap tampil menawan bersama Ipswich Town di English Premier League (EPL) 2024/2025. Penyerang berusia 22 tahun itu bisa mencetak 12 gol. Jumlah tersebut terhitung melimpah untuk ukuran pemain yang baru mencicipi EPL serta membela tim yang terdegradasi.

Sebelum Delap, Ipswich Town setidaknya pernah memiliki tiga penyerang lain yang juga mencuri perhatian. Mereka adalah Ray Crawford, John Wark, dan Marcus Stewart. Ketiganya bukan hanya mampu menyumbang gol bejibun, melainkan juga memberikan prestasi. Mereka bahkan sahih disebut striker legendaris klub yang terbentuk pada 1878 itu.

1. Marcus Stewart mencetak 19 gol di Premier League 2000/2001

Ipswich Town menjadi bagian dari era baru Premier League pada 1992/1993. Sayangnya, setelah 3 musim, mereka terlempar dari kompetisi teratas di Inggris ini. The Tractor Boys baru bisa kembali naik kasta pada 2000/2001. Mereka meraih tiket promosi lewat jalur play-off dengan mengalahkan Barnsley.

Hebatnya, pada musim pertamanya kembali ke EPL, tim yang saat itu dilatih oleh George Burley tersebut mampu berakhir di papan atas. Mereka menduduki posisi kelima dengan 66 poin. Hasil ini sudah cukup bagi mereka untuk lolos ke Piala UEFA musim berikutnya.

Marcus Stewart memiliki andil besar dalam kesuksesan ini. Penyerang asli Inggris tersebut mencetak 19 gol. Ia hanya kalah tiga gol dari Jimmy Floyd Hasselbaink (Chelsea) yang keluar sebagai top skor. Namun, berbeda dengan Hasselbaink yang jauh lebih berpengalaman dan berstatus pemain bintang, Stewart baru bermain untuk pertama kali di EPL pada 2000/2001. Pria yang lahir pada 8 November 1972 itu direkrut dari Huddersfield Town.

Sayangnya, pada musim berikutnya, Stewart dan Ipswich Town gagal mempertahankan performa. Stewart hanya mencetak 10 gol dari 35 penampilan di seluruh kompetisi. Ipswich Town pun harus rela terdegradasi karena cuma bertengger di peringkat 18. Stewart lantas dilepas kepada Sunderland pada awal 2002/2003.

2. John Wark membawa Ipswich Town menjuarai Piala UEFA 1980/1981 sebagai top skor

Sebelum 2002/2003, sudah ada 9 musim ketika Ipswich Town bermain di Piala UEFA. Pada 1980/1981, mereka bahkan berhasil menjadi juara. Tim yang dilatih oleh Sir Bobby Robson ini menaklukkan AZ Alkmaar dengan agregat 5-4. 

John Wark menjadi bintang utama dengan menyumbang 14 gol. Pria asal Skotlandia tersebut pun keluar sebagai top skor kompetisi. Di liga domestik, Wark juga hampir membawa Ipswich Town menjadi juara. Mereka kalah dari Aston Villa. Wark mencetak 18 gol, tertinggal 2 gol dari Steve Archibald (Tottenham Hotspur).

Wark bergabung dengan akademi Ipswich Town pada 1973 dari Drumchapael. Ia debut bersama tim utama pada 1975. Wark meninggalkan Ipswich Town pada 1984 setelah menerima pinangan dari Liverpool. Namun, pada awal 1988, ia kembali berseragam Ipswich Town. 

Pada 1990, Wark lagi-lagi hengkang dari Ipswich Town. Ia bergabung dengan Middlesbrough. Setahun berselang, ia kembali pulang hingga memutuskan pensiun pada 1997. Menariknya, meski sangat produktif, Wark sebetulnya bukan seorang striker murni. Posisi aslinya adalah gelandang.

3. Ray Crawford mempersembahkan trofi Liga Inggris untuk Ipswich Town pada 1961/1962

Ray Crawford layak untuk disebut sebagai salah satu legenda terbesar dalam sejarah Ipswich Town. Pasalnya, sosok yang lahir pada 13 Juli 1936 itu mampu mempersembahkan satu-satunya trofi Liga Inggris yang kini mereka miliki. Tanpa menihilkan peran pemain lain, Crawford merupakan sosok kunci ketika mereka meraihnya pada 1961/1962.

Saat itu, pria yang lahir pada 13 Juli 1936 ini mampu mencetak 33 gol. Ia pun keluar sebagai top skor dan masih tercatat sebagai pemain dengan jumlah gol terbanyak dalam semusim untuk Ipswich Town. Hebatnya, pada 1961/1962, Crawford dan Ipswich Town sebetulnya berstatus sebagai pendatang anyar di Liga Inggris.

Crawford sendiri bergabung dengan Ipswich Town dari Portsmouth pada 1958. Ia sempat hengkang ke Wolverhampton Wanderers pada 1963 tetapi pulang 3 tahun berselang. Pada 1969, Crawford kembali pergi untuk membela Charlton Athletic. Setelah itu, ia pindah ke Kettering, Colchester United, hingga akhirnya pensiun di Durban City pada 1972.

Sumbangsih Liam Delap untuk Ipswich Town di lapangan mungkin tidak semewah Marcus Stewart, John Wark, atau Ray Crawford. Meski begitu, ia juga sebetulnya berhasil meninggalkan warisan yang cukup bernilai. Delap bakal mendatangkan pemasukan sekitar 30 juta pound sterling (Rp660 miliar) pada musim panas 2025. Sebabnya, Chelsea dilaporkan telah bersedia menyerahkan uang sebesar itu kepada Ipswich Town demi mendapatkannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team