Paul Wanner (instagram.com/paul_wanner_)
Meski berstatus pinjaman, Paul Wanner langsung mendapat kepercayaan untuk menjalankan tugas sebagai gelandang serang utama Heidenheim. Ini membuatnya sering diturunkan sejak menit pertama di berbagai kompetisi. Selain itu, talenta yang kini berusia 18 tahun tersebut juga bisa mengemban peran penyerang sayap kanan tergantung kebutuhan taktik tim. Hingga pekan kesepuluh pada 2024/2025, Wanner telah berjasa menciptakan 5 gol dan 2 assist dari 15 pertandingan.
Paul Wanner sendiri merupakan produk akademi Bayern Munich. Talenta kelahiran Dornbirn ini sanggup menampilkan etos kerja menjanjikan di berbagai kelompok umur. Kerja kerasnya berbuah manis, dirinya diberikan kesempatan untuk melebarkan sayap dengan dipanggil promosi ke skuad senior The Bavarians pada musim dingin 2022.
Tak mudah, Paul Wanner ternyata kalah bersaing dengan penggawa lain sehingga lebih sering menghabiskan waktu di bangku cadangan Bayern Munich. Selain itu, performanya juga sempat terganggu karena cedera. Wanner sendiri baru diturunkan dalam delapan laga bersama The Bavarians.
Agar lebih berkembang, Bayern Munich kemudian mengirim Paul Wanner kepada SV Elversberg dengan status pinjaman pada tenggat waktu musim panas 2023. Keputusan tersebut tepat, talenta muda ini berhasil mendapat banyak menit bermain. Selain gelandang serang, dia mampu menjalankan peran penyerang sayap kanan dan kiri. Wanner sendiri mencatatkan total kontribusi sebanyak 28 kali dengan mencetak 6 gol dan 3 assist di semua ajang.
Selepas itu, Paul Wanner kembali merapat ke Bayern Munich pada musim panas 2024. Namun, dirinya belum masuk skema taktik Vincent Kompany sehingga The Bavarians kembali meminjamkannya kepada FC Heidenheim. Dia rencananya merumput di Voith-Arena sampai Juni 2025.
Dari semua deretan pemain di tas, Julian Niehues masih terkendala cedera ACL sehingga belum menunjukkan sumbangsihnya untuk permainan FC Heidenheim pada awal musim 2024/2025. Paul Wanner menjadi yang paling sering diturunkan sejak menit pertama. Sementara, Niklas Dorsch dan Luca Kerber beberapa kali harus dirotasi karena kebutuhan taktik tim.