Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Belanda (unsplash.com/Shalev Cohen)
bendera Belanda (unsplash.com/Shalev Cohen)

Jakarta, IDN Times - Kericuhan terjadi di Amsterdam pada Jumat (8/11/2024) yang diawali aksi perusakan oleh suporter klub Israel, Maccabi Tel Aviv, terhadap sejumlah properti warga jelang duel melawan Ajax Amstedam dalam matchday empat Liga Europa. Insiden ini langsung mendapatkan respons keras dari pemerintah Belanda, yang mengecam kericuhan dan menangguhkan aksi demonstrasi selama tiga hari, terhitung hingga Minggu (10/11/2024).

Raja Belanda, King Willem-Alexander, mengaku malu dengan insiden tersebut. Willem menyayangkan warga di Belanda bertindak kasar dengan fans Maccabi. Menurut Willem, seharusnya Yahudi bisa berjalan dengan aman ketika datang ke Amsterdam dan belahan Eropa lainnya.

"Kita tak bisa tutup mata dengan aksi anti-semit di jalanan. Yahudi harus merasa aman di Belanda. Kami dengan tangan terbuka menyambut dan tak membiarkan mereka pergi," kata Willem dilansir BBC.

1. Reaksi warga bisa dipahami

Sebenarnya, respons warga Amsterdam bisa dipahami. Mereka sempat memperingatkan suporter Maccabi ketika merusak sejumlah properti di Amsterdam kala sedang melakukan long march jelang duel melawan Ajax Amsterdam, Jumat (8/11/2024).

Warga meminta agar suporter bisa dengan tenang mendukung Maccabi, tanpa harus mencorat-coret dinding, menurunkan bendera Palestina, dan merusak barang lainnya. Tapi, imbauan warga tak didengar oleh suporter Maccabi.

Bahkan, ada laporan yang sudah dikonfirmasi kepolisian Amsterdam, jika suporter Maccabi sempat merusak sebuah taksi dan menyerang sopirnya yang warga lokal. Mereka juga melayangkan chant anti-Arab yang membuat warga semakin marah. Bahkan, ada satu chant yang dilontarkan suporter, yakni tentang ejekan kepada anak-anak kecil korban konflik Gaza.

2. Akhirnya kericuhan pecah

Hingga akhirnya, terjadi pemukulan terhadap suporter Maccabi yang dilakukan oleh sekelompok pria dengan skuter.

Kericuhan juga tak terhindarkan dan membuat lima suporter Maccabi harus dirawat di rumah sakit. Sementara, 20 hingga 30 lainnya mengalami luka ringan.

Sejumlah korban dari suporter Maccabi menolak telah melakukan aksi vandalisme. Tapi, polisi Amsterdam menemukan bukti jika itu benar mereka lakukan. Kepolisian Amsterdam juga mengonfirmasi jika terjadi hinaan terhadap kaum Arab.

3. Bukan korban, justru menjadi provokator

Maccabi Tel Aviv (maccabi-tlv.co.il)

Seorang pejabat Amsterdam, Jazie Veldhuyzen, mengakui jika kekerasan dipicu oleh aksi dari suporter Israel. Mereka menurunkan bendera Palestina di rumah-rumah warga sebelum kericuhan meletus.

Warga marah karena polisi bertindak berbeda, tak melindungi rumah yang dirusak, tapi cuma memberi imbauan ke suporter Maccabi.

"Dari sinilah mereka marah. Karena polisi cuma mengintervensi dengan melindungi suporter Maccabi, ketika warga berusaha mempertahankan rumahnya. Suporter ini terlihat terlatih, bahkan seperti pelaku kejahatan perang," ujar Veldhuyzen dilansir Anadolu Agency.

Editorial Team