Josué Casimir (instagram.com/hac_foot)
Menariknya, semua itu dicapai Le Havre tanpa privilese untuk berfoya-foya belanja pemain. Tidak seperti Metz yang dapat modal setelah menjual beberapa pemain andalan mereka, Georges Mikautadze dan Boubacar Traoré, Le Havre tak dapat pemasukan sama sekali karena melepas para pemainnya sebagai agen bebas. Pada bursa transfer musim panas 2023, Le Havre hanya menggelontorkan dana 3 juta euro (Rp50 miliar) untuk gelandang Rassoul Ndiaye serta dua pemain sayap, Emanuel Sabbi dan Issa Soumare. Sisanya datang sebagai agen bebas dan pemain pinjaman, seperti Abdoulaye Toure, Daler Kuzyaev, Yoann Salmier, dan Loic Nego.
Hebatnya, pemain-pemain tadi tampil apik. Kuzyaev dan Toure jadi mitra yang kompak di tengah dengan versatilitas mereka membantu lini depan dan belakang sekaligus. Yoann Salmier dengan cepat dapat status starter reguler, sementara Loic Nego jadi salah satu pemberi umpan terbanyak di tim itu musim ini. Hanya setingkat di bawah Josue Casimir yang memuncaki daftarnya. Ini mengulang sukses tim asal Prancis Utara itu musim lalu, yang berhasil mendatangkan pemain murah dan gratis dengan kontribusi besar, seperti kiper Arthur Desmas dan Gautier Lloris.
Tanpa harus membeli pemain baru, Le Havre juga sudah punya sepaket pemain lawas dan jebolan akademi yang berkontribusi besar pada 2023/2024 ini. Mulai dari Casimir, Alioui, Arouna Sangante, sampai Yassine Kechta. Tidak mengejutkan mengingat akademi sepak bola mereka pernah jadi tempat Paul Pogba, Dimitri Payet, Riyad Mahrez, Lassana Diarra, dan Edouard Mendy mengenyam pendidikan.
Permainan pragmatis yang diperagakan Le Havre di bawah komando Luka Elsner mungkin tak menarik buat sebagian orang. Namun, cukup efektif membuat mereka setidaknya berada di zona aman pada musim perdana di Ligue 1 setelah promosi.