bendera klub FC Barcelona (pixabay.com/Jorono)
Setelah Cruyff, Barcelona diasuh Louis van Gaal dan Frank Rijkaard. Keduanya sama-sama orang Belanda. Pada masa itu, strategi umpan pendek yang cepat dan akurat mulai diajarkan di akademi La Masia milik Barcelona, yang berdampak bagus bagi tim Spanyol pada masa depan.
Usai Rijkaard, Pep Guardiola memegang kendali Barcelona dan membuat tim tersebut berada di puncak kesuksesan. Guardiola, yang dulu adalah pemain belakang Barca ketika diasuh Cruyff, sempat memulai karier dengan kurang bagus. Namun, dengan pelan, strategi yang ia gunakan kemudian menemukan ritmenya dan meraih banyak kesuksesan.
Di bawah asuhan Pep, Barcelona juga disebut bergaya tiki-taka. Umpan pendek yang akurat, penguasaan bola yang begitu memonopoli, hingga menggunakan keunggulan teknis dan kecerdasan setiap pemain untuk menghancurkan pertahanan lawan.
Salah satu kemenangan besar yang diraih Barcelona terjadi ketika berhadapan dengan Real Madrid pada 29 November 2010. Saat itu, Barcelona mengalahkan Madrid dengan skor 5-0.
Oleh Bleacher Report, Barcelona disebut menggunakan seni tiki-taka untuk membungkam Madrid. Data statistik menunjukkan klub Catalan itu menguasai bola sebanyak 67 persen. Umpan-umpan pendek satu sentuhan yang akurat membuat Cristiano Ronaldo, penggawa Madrid, terlihat seperti pemain biasa saja karena jarang mendapatkan bola.
Sementara, tiga pemain Barcelona yang berada di lini tengah, yakni Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Lionel Messi, saling bekerja sama secara sempurna untuk membongkar pertahanan Madrid. Mereka mempermalukan tim tersebut dengan lima gol tanpa balas.