Empat tim tercatat sebagai yang terburuk di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Sebab, mereka bukan hanya menjadi lumbung gol dan minim produktivitas, melainkan juga gagal meraih poin sama sekali. Namun, hasil ini sebetulnya terbilang wajar mengingat keempatnya memang tidak memiliki infrastruktur sepak bola yang memadai.
4 Tim Tanpa Poin di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa

Intinya sih...
Liechtenstein tidak mencetak satu gol pun di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa
Luksemburg hanya bisa menciptakan satu gol dan selalu kalah dalam pertandingan
San Marino kebobolan 39 gol, sementara Gibraltar mengoleksi 3 gol dari 8 kekalahan
1. Liechtenstein tidak mampu mencetak satu gol pun
Liechtenstein tergabung di grup J di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Mereka bukan hanya selalu menelan kekalahan, melainkan juga tidak mampu mencetak sebiji gol pun. Liechtenstein kalah 0-6 dan 0-7 dari Belgia, 0-3 dan 0-1 dari Wales, 0-3 dan 0-5 dari Makedonia Utara, serta 0-2 dan 0-4 dari Kazakhstan. Hasil ini persis seperti saat mereka bertarung di Kualifikasi Piala Dunia 2002. Kala itu, Liechtenstein juga selalu kalah dalam delapan pertandingan tanpa torehan gol.
Ada dua Kualifikasi Piala Dunia lain ketika Liechtenstein juga gagal meraih poin, yaitu pada 1998 dan 2018. Namun, pada dua kualifikasi tersebut, mereka mampu membobol gawang lawan. Liechtenstein hanya bisa meraih kemenangan di Kualifikasi Piala Dunia pada 2006. Mereka 2 kali meraup 3 poin dari 12 pertandingan. Di Kualifikasi Piala Dunia 2010 dan 2014, Liechtenstein mencatatkan 2 keimbangan dan 8 kekalahan. Sementara di Kualifikasi Piala Dunia 2016, mereka hanya bisa meraih 1 seri dan kalah 9 kali.
2. Luksemburg hanya bisa menciptakan satu gol
Luksemburg sedikit lebih baik dari Liechtenstein di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa karena setidaknya mampu mencetak satu gol. Itu tercipta saat bertemu Irlandia Utara pada laga pertama di grup A. Luksemburg sempat mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 sebelum akhirnya kalah 1-3. Pada pertemuan kedua dengan Irlandia Utara, mereka menyerah 0-1. Sementara itu, empat pertandingan lain berakhir dengan kekalahan 0-4 dan 0-2 dari Jerman serta 0-1 dan 0-2 dari Slovakia.
Secara organisasi, sepak bola di Luksemburg sebetulnya sudah tertata sejak 1908. Federasi mereka terbentuk pada tahun itu dan bergabung dengan FIFA 2 tahun berselang. Luksemburg bahkan merupakan salah satu anggota pertama ketika UEFA berdiri pada 1954. Oleh karenanya, Luksemburg pun selalu ikut serta di Kualifikasi Piala Dunia sejak edisi 1934. Sayangnya, mereka memang tidak pernah mencapai babak final.
3. San Marino kebobolan 39 gol
San Marino tercatat sebagai tim yang paling banyak kebobolan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Ada 39 gol yang bersarang di gawang mereka. San Marino berada di grup H. Mereka kalah 0-2 dan 0-4 dari Siprus, 1-5 dan 1-7 dari Rumania, 0-1 dan 0-6 dari Bosnia dan Herzegovina, serta 0-4 dan 0-10 dari Austria.
San Marino selalu ikut serta di Kualifikasi Piala Dunia sejak 1994. Namun, hanya ada dua edisi ketika mereka bisa meraih poin, yaitu 1994 dan 2002. Perkembangan sepak bola yang terlambat di San Marino setidaknya terlihat dari fakta bahwa tim nasional senior mereka baru bermain untuk pertama kali pada 1990. Padahal, federasinya sudah terbentuk sejak 1931.
4. Gibraltar mengoleksi 3 gol dari 8 kekalahan
Gibraltar menjadi tim paling produktif di antara para peserta yang gagal mengumpulkan poin di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Mereka mengoleksi tiga gol. Berada di grup K, Gibraltar kalah 1-3 dan 1-2 dari Montenegro, 0-4 dan 0-6 dari Republik Ceko, 0-7 dan 0-3 dari Kroasia, serta 1-2 dan 0-1 dari Kepuluan Faroe.
Ini merupakan keikutsertaan ketiga Gibraltar di Kualifikasi Piala Dunia setelah 2018 dan 2022 yang mana mereka juga selalu menelan kekalahan. Federasi Sepak Bola Gibraltar sebetulnya sudah berdiri sejak 1895. Namun, akibat perseteruan politik dengan Spanyol, mereka baru bergabung dengan UEFA pada 2013 dan FIFA 3 tahun berselang.
Empat negara di atas menelan hasil buruk di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Mereka tidak meraih poin sama sekali. Federasi sepak bola masing-masing jelas akan menjadikan catatan tersebut sebagai evaluasi demi bisa lebih bersaing pada edisi berikutnya.