Walid Regragui (fifa.com)
Performa mereka di tahun 2018 kontras dengan cerita sukses mereka di Piala Dunia 2022. Dari segi skuad, terlihat perbedaan yang cukup mencolok. Memang ada beberapa alumni 2018 yang dipanggil kembali ke Qatar, seperti Yassine Bounou, Mounir, Achraf Hakimi, Hakim Ziyech, Sofyan Amrabat, dan Amine Harit.
Bedanya, saat itu banyak pemain yang kini jadi kunci masih jadi pelapis karena usia yang cukup muda dan minimnya pengalaman. Achraf Hakimi, misalnya, saat itu masih berusia 19 tahun dan Bono merupakan kiper pelapis Mounir. Kebanyakan skuad Maroko di Piala Dunia 2018 pun didominasi pemain Liga Turki.
Pelatih juga bisa jadi faktor yang membuat Maroko mengalami perkembangan yang mencolok pada Piala Dunia 2022. Tak lagi menggunakan jasa pelatih asing, mereka merekrut Walid Regragui sejak Agustus 2022. Ia memiliki latar belakang yang mirip dengan para pemain yang dipanggilnya, yaitu lahir dan besar di Eropa sebagai anak imigran.
Maroko sebenarnya harus berterima kasih pada sosok pelatih asal Bosnia, Vahid Halilhodzic yang mengawal mereka sepanjang fase kualifikasi Piala Dunia 2022. Bersama Halilhodzic, Maroko berhasil menjadi juara Grup I pada ronde kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 CAF. Kemudian mereka menang agregat 5-2 dari Republik Demokratik Kongo pada ronde terakhir kualifikasi dan dapat tiket ke Qatar.
Merujuk riwayat kepelatihannya, Halilhodzic bahkan sudah pernah mengantar tiga timnas lolos ke Piala Dunia. Selain Maroko, ia mengawal Pantai Gading sampai lolos ke Piala Dunia 2010 dan Jepang sampai lolos ke Piala Dunia 2018. Mirisnya, sama dengan kasus Maroko, ia didepak beberapa bulan menjelang putaran final Piala Dunia bergulir.