Kematian Billy Vigar memunculkan kembali diskusi serius tentang standar keselamatan di stadion sepak bola, khususnya di level nonliga. Mengutip The Athletic, kasus ini mengingatkan kepada insiden serupa yang menimpa Alex Fletcher dari Bath City pada November 2022, ketika mengalami benturan dengan papan iklan beton dan harus menjalani operasi otak darurat. Meski berhasil melewati masa kritis, Fletcher harus pensiun dini pada usia 25 tahun. Sejak saat itulah, ia aktif berkampanye bersama Professional Footballers’ Association (PFA) agar insiden serupa tak terulang.
FA langsung merespons dengan mengumumkan tinjauan keselamatan terhadap dinding pembatas dan batas lapangan di seluruh sistem National League. Mereka menyatakan akan bekerja sama dengan klub, liga, dan pemangku kepentingan lain untuk memastikan adanya langkah konkret demi mengurangi risiko bagi pemain. PFA, melalui CEO Maheta Molango, juga menegaskan perlunya investigasi resmi agar tragedi Vigar tidak hanya berakhir sebagai catatan duka tanpa perubahan nyata.
Selain FA dan PFA, organisasi amal seperti Headway turut menyerukan tindakan nyata yang menilai tragedi ini seharusnya bisa dihindari. Publik pun mulai menekan otoritas sepak bola dengan petisi yang menuntut larangan penggunaan dinding beton di sekitar lapangan, yang sudah ditandatangani ribuan orang dalam hitungan hari. Banyak pihak percaya, apa yang telah menimpa Vigar mampu memicu perubahan regulasi besar untuk meningkatkan standar keselamatan stadion, sehingga insiden tragis ini tidak lagi terjadi pada masa mendatang.
Tragedi yang menimpa Billy Vigar menutup perjalanan seorang pesepak bola muda penuh potensi yang hidupnya berakhir terlalu cepat. Namun, kisah hidup dan kepergiannya kini diharapkan dapat menjadi pemicu perubahan untuk melindungi generasi pemain berikutnya.