Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Luis Suarez (instagram.com/luissuarez9)
Luis Suarez (instagram.com/luissuarez9)

Timnas Uruguay datang ke Piala Dunia 2022 Qatar dengan amunisi lengkap. Mereka membawa kombinasi pemain senior dan pemain muda potensial di tiap lini. Barisan depan La Celeste bahkan diisi tiga bomber tajam: Luis Suarez, Edinson Cavani, dan Darwin Nunez.

Siapa sangka Uruguay malah kesulitan mencetak gol di Qatar. Mereka gagal menjebol gawang lawan pada dua laga awal Grup H melawan Korea Selatan dan Portugal. Tak hanya terancam gagal lolos, Uruguay bahkan bisa menorehkan rekor terburuk mereka sepanjang sejarah Piala Dunia.

1. Sarat pengalaman, Suarez dan Cavani belum bisa berbuat banyak

aksi Edinson Cavani di laga melawan Korea Selatan (fifa.com)

Luis Suarez dan Edinson Cavani adalah dua striker senior Uruguay yang kualitasnya tak perlu diragukan. Mereka sarat pengalaman dan sudah teruji di ajang Piala Dunia. Suarez datang ke Qatar dengan koleksi 7 gol di Piala Dunia sementara Cavani 5 gol.

Meski begitu, Suarez dan Cavani belum bisa berbuat banyak di Piala Dunia 2022. Keduanya bahkan nyaris tak terlihat di laga melawan Korea Selatan dan Portugal.

Suarez dan Cavani sendiri dipasang bergantian sebagai ujung tombak dalam kedua partai tersebut. Saat melawan Korea Selatan, Suarez tampil lebih dahulu sebelum digantikan Cavani.

Hal sebaliknya terjadi di laga kontra Portugal. Namun, hasilnya sama saja. Menurut catatan The Athletic, Cavani baru membuat 2 percobaan tembakan di Qatar, sedangkan Suarez baru 1 kali.

2. Darwin Nunez aktif merepotkan lawan, tetapi mandul

Darwin Nunez sering menyulitkan lawan dengan kecepatannya. (fifa.com)

Darwin Nunez selalu dipasang sebagai starter dalam dua laga awal Uruguay di Grup H. Saat melawan Korea Selatan, posisinya melebar ke sayap. Sedangkan, kala menghadapi Portugal, ia jadi rekan duet Cavani di lini depan.

Hasilnya ternyata tak jauh berbeda dengan dua seniornya di lini depan. Nunez memang beberapa kali menyulitkan lini belakang lawan dengan kecepatannya. Namun, ia juga belum berhasil mencetak gol.

Nunez sempat melakukan dua percobaan tembakan. Salah satunya tepat sasaran, tetapi terlalu mudah untuk diamankan kiper lawan.

Nunez sempat mendapat peluang pada laga melawan Korea Selatan. Sayangnya, ia gagal mencocor bola operan Facundo Pellistri di depan gawang.

3. Tembakan para pemain Uruguay tiga kali membentur tiang

Federico Valverde (instagram.com/fedevalverde)

Uruguay sebenarnya sudah berjuang keras untuk mencetak gol. Tak hanya tiga penyerang mereka, para penggawa lain yang dimiliki La Celeste juga aktif menyerang. Secara kolektif, para pemain Uruguay sudah mencatat 20 percobaan tembakan.

Sayangnya, soal akurasi jadi masalah bagi Uruguay. Pasalnya, hanya 3 dari 20 tembakan tersebut yang tepat sasaran. Selain itu, keberuntungan tampaknya belum berpihak kepada para pemain Uruguay. Tiga kali tembakan mereka gagal masuk karena hanya membentur tiang.

Federico Valverde jadi pemain Uruguay yang paling aktif melakukan tembakan, yaitu empat kali. Ia adalah salah satu pemain yang sepakannya membentur tiang. Selain Valverde, Diego Godin, dan Maxi Gomez sempat mengalami kesialan serupa.

4. Uruguay mencatat rekor buruk sepanjang keikutsertaan di Piala Dunia

Uruguay melawan Belanda di Piala Dunia 1974. (fifa.com)

Mandulnya Uruguay di Piala Dunia 2022 ternyata jadi rekor buruk bagi mereka. Untuk pertama kalinya, Uruguay gagal mencetak gol dalam dua laga awal mereka di Piala Dunia. Mereka bahkan punya kemungkinan menyamai atau memecahkan rekor buruk di Piala Dunia 1974 Jerman.

Saat itu, Uruguay hanya mencetak 1 gol dalam 3 laga pada fase grup sehingga langsung tersingkir. La Celeste harus menghindari terulangnya rekor buruk tersebut di Piala Dunia 2022. Caranya adalah mencetak minimal dua gol ke gawang Ghana pada laga terakhir Grup H.

5. Butuh banyak gol di laga terakhir Grup H melawan Ghana

Timnas Uruguay (instagram.com/aufoficial)

Selain demi menghindari rekor buruk, Uruguay juga butuh banyak gol pada laga melawan Ghana demi menjaga asa lolos dari fase grup. Kemenangan tipis mungkin tak akan cukup. Pasalnya, Uruguay bisa jadi harus beradu selisih gol jika Korea Selatan sukses mengalahkan Portugal.

Maka, Uruguay tak punya pilihan lain selain tampil tajam kontra Ghana, khususnya bagi Luis Suarez dan Edinson Cavani, karena itu bisa jadi laga terakhir mereka di Piala Dunia. Begitu pula dengan para pemain Uruguay lain yang sudah senior.

Beruntung bagi Uruguay, Ghana sendiri bukanlah tim dengan pertahanan kuat. The Black Stars sudah kebobolan 5 gol dalam 2 partai awal Grup H. Namun, lini serang Ghana pun patut diwaspadai karena juga sudah membuat lima gol.

Meski punya tiga bomber tajam, Uruguay belum berhasil mencetak gol di Piala Dunia 2022. Namun, mereka masih bisa memperbaiki keadaan di partai terakhir grup kontra Ghana. Akankah para penyerang Uruguay akhirnya unjuk gigi di laga tersebut?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team