Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Ferry Paulus (IDN Times/Satria Permana)
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Ferry Paulus (IDN Times/Satria Permana)

Jakarta, IDN Times - Teknologi video assistant referee (VAR) bakal dipakai dalam Championship Series Liga 1 musim 2023/24. Momen tersebut bakal menjadi proses pematangan dari penggunaan VAR di kompetisi nasional.

Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Ferry Paulus, menyatakan penggunaan VAR sudah tinggal tahap implementasi. FIFA telah memberikan izin kepada PSSI dan LIB dalam menggunakan VAR di kompetisi dalam negeri.

Hasil penilaian FIFA, kompetisi Indonesia telah siap menggunakan VAR. Sumber daya yang dibutuhkan juga telah siap digunakan.

"VAR mulai dipakai di Championship Series. Sejak awal, memang kalimatnya adalah Liga 1 putaran kedua musim ini, tapi tidak serta merta sejak pekan 18. Bukan seperti itu, karena harus dengan persiapan matang. Tidak boleh buru-buru," kata Ferry saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

1. Proses trial dijalankan di EPA U-20

Teknologi VAR di Stadion Manahan, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Ada proses trial yang juga akan dijalankan oleh LIB untuk penggunaan VAR. Proses trial sebenarnya disarankan di stadion yang menjadi homebase tetap dari sebuah klub dan dipakai sepanjang kompetisi.

Hanya saja, dengan berbagai pertimbangan dan hasil dari diskusi bersama Komite Wasit PSSI, trial VAR akan dilakukan dalam final kompetisi Elite Pro Academy U-20 di Stadion Manahan, Solo. Setelahnya, VAR akan dipakai di empat stadion dari peserta Championship Series Liga 1 musim 2023/24.

"Kini, sudah tak ada simpang siur, tarik ulur. Tapi, memang bicara grand design, VAR itu memang kaitannya luas. Itu terkait infrastruktur, dan lebih luas adalah sumber daya manusia (SDM)," ujar Ferry.

2. Wasit juga penting

Wasit melihat VAR saat laga Mali vs Uzbekistan. (IDN Times/Larasati Rey)

Menyinggung SDM, Ferry mengakui ini berkaitan dengan wasit. Dalam sistem kerja VAR, memang cukup rumit komposisinya.

Sebab, selain nantinya ada wasit tengah dan asisten, butuh perangkat VAR seperti Replay Official hingga Asisten VAR. Asisten VAR setidaknya butuh tiga orang, dengan RO satu personel.

"Bicara SDM, bukannya tidak memadai. Tapi, masih minim. Jangan sampai ada dua atau tiga wasit yang tak kualifikasi, nanti VAR berhenti," kata Ferry.

3. Kualitas perangkat pertandingan digenjot

Wakil Ketua Komite Wasit PSSI, Yoshimi Ogawa. (IDN Times/Sandy Firdaus)

PSSI sebenarnya sudah menggembleng wasit yang ada. Pada tahap awal, ada 40 wasit yang diajukan untuk mengikuti program akselerasi VAR.

Dari penilaian, ada sekitar 13 wasit yang dianggap layak dan punya kapasitas. Sisanya, akan didorong untuk bisa meningkatkan kualitasnya dalam penerapan VAR. Pun, saat ini wasit-wasit muda sedang digodok kematangannya agar terbiasa menggunakan VAR.

"Jadi, memang agak kompleks. Tapi, yang pasti musim depan sudah menggunakan VAR secara penuh," ujar Ferry.

Editorial Team