Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Ardiansyah Fajar

Surabaya, IDN Times - Mantan manajer PSMP Mojokerto, Vigit Waluyo, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Satuan tugas (Satgas) Anti-Mafia Bola Mabes Polri. Dia juga telah menjalani pemeriksaan di Direskrimum Polda Jatim terkait kasus pengaturan skor di liga Indonesia. Pria asal Sidoarjo ini pun membeberkan beberapa modus tim yang juara di Liga 1 dan 2.

1. Kuncinya pada jadwal pertandingan dan wasit

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Vigit mengatakan bahwa juara Liga 1 selama ini mudah untuk ditebak. Dia pun menyebutkan ciri-cirinya. "Dalam penjadwalan itu tampak sekali siapa yang bertanding di awal dan bertanding terakhir itu biasanya mereka yang didukung untuk prestasi lebih baik (juara)," ujarnya, Kamis (24/1).

2. Yang tahu dari awal PSSI

Dok. PSSI

Tak sungkan, Vigit juga menyindir PSSI selaku pembuat jadwal sekaligus yang menunjuk wasit pada tiap pertandingan di liga. Menurutnya, kunci untuk bisa juara juga ada di PSSI. "Karena di dalam diri mereka (PSSI) lebih paham dari awal penjadwalan sampai penugasan wasit," katanya.

Vigit juga menilai perlu reformasi total di tubuh PSSI. Karena ada kepentingan masing-masing tiap pengurusnya, sehingga ada intervensi pada setiap pertandingan. "Salah satu contohnya di wilayah komite perwasitan itu selalu menopang klub yang dihuni oleh beberapa yang merangkap jabatan. Misalnya klub itu ada pejabatnya di PSSI, dia punya klub itu yang saya tahu," ungkapnya.

3. Sang juara dapat jatah tuan rumah di akhir kompetisi

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Vigit berulang kali menegaskan kalau kunci tetap ada di jadwal pertandingan dan wasit. Jika tim tersebut bermain di awal dan akhir menjadi tuan rumah, maka itulah yang sudah jelas juaranya. "Tuan rumah terakhir itu pasti ada setting-an. Pertandingan di akhir kompetisi itu rawan," bebernya.

4. Persija diduga sudah diatur, PSS memang dilindungi wasit

IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Disinggung terkait juara Liga 1, Vigit menduga sudah diatur sejak awal. Namun, ia tidak mau membeberkannya rinci dengan alasan tidak berkecimpung pada kompetisi Liga 1.

Sedangkan terkait juara Liga 2, PSS Sleman, Vigit mengakui memang ada transaksi. Namun, transaksi itu hanya sebatas menjaga wasit agar tetap netral tidak terganggu transaksi dari tim lain.

"Beberapa oknum PSSI melindungi agar prestasi tim terjaga baik. Karena kondisi tim PSS itu memang bagus. Jadi dalam pertandingan apa pun dia tidak ada kesulitan memenangkan pertandingan," katanya.

"Cuma memang kami menitipkan itu kepada komite wasit agar tetap dilindungi agar tidak ada kontaminasi dari pihak lain," lanjutnya.

5. Tak pernah punya bandar judi

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Meski mengakui pernah melakukan transaksi, Vigit dengan tegas menjawab tidak berhubungan dengan bandar judi. Bahkan, ia menyampaikan kalau tidak pernah punya bandar judi baik lokal maupun intenasional. Ia mengaku hanya memainkan uangnya sendiri untuk kepentingan klub yang dibinanya.

"Kami tidak mencapai keuntungan apa pun. Yang kami penuhi hanya keuntungan agar klub itu bisa eksis saja. Kenapa itu (pengaturan) dilakukan, karena saya harus memberikan gambaran kepada PSSI seharusnya menyadari klub butuh dana karena tidak ada APBD. Kalau dana yang diberikan kecil, mana mungkin klub itu bisa ikut kompetisi," pungkasnya.

Editorial Team