Jakarta, IDN Times - Mantan jurnalis olahraga Jawa Pos, Miftakhul Fahamsyah, pernah menulis buku berjudul 'Mencintai Sepak Bola Indonesia Meski Kusut'. Fim, sapaan akrab Miftakhul, begitu cinta akan bola Indonesia meski banyak carut marut di dalamnya. Agaknya, itu juga yang dirasakan oleh fans Newcastle United.
Di bawah kepemilikan Mike Ashley, Newcastle jadi tim kusut. Mereka yang awalnya acap menggebrak kemapanan tim-tim besar Inggris, kini harus terbelit di tengan kekusutan internal, buah dari kerakusan sang pemilik akan uang. Tak ada prestasi yang datang, tak ada yang bisa dibanggakan warga Newcastle.
Namun, sekarang Newcastle sudah menuju babak baru. Pada Oktober 2021, mereka resmi diakuisisi oleh konsorsium Arab Saudi, salah satunya ada perusahaan milik Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Asa mulai membubung, harapan mulai tersibak, meski ada label Orang Kaya Baru (OKB) yang pasti menempel.
Untuk memahami harapan, cinta, dan juga label OKB kepada Newcastle itu, IDN Times berbincang-bincang dengan salah satu pentolan Indo Toon Army (kelompok suporter Newcastle di Indonesia), Abram Pranata Ginting. Seperti apa bincang-bincangnya?