Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret iPhone 17
potret iPhone 17 (apple.com)

Intinya sih...

  • Pasar smartphone cenderung mulai jenuh karena hampir semua fitur dasar sudah dimaksimalkan

  • Apple menghadapi keterbatasan teknologi dalam pengembangan hardware, seperti kualitas kamera dan baterai

  • Apple dikenal punya strategi bisnis yang konservatif, menunggu hingga teknologi matang agar pengalaman pengguna tetap mulus

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Peluncuran iPhone 17 baru-baru ini telah memicu gelombang kritik pedas dari para penggemar setia Apple. Alasannya karena dianggap minim inovasi. Memang, seiring berjalannya waktu, perkembangan iPhone terasa tidak sebesar dulu. Banyak pengguna menilai bahwa setiap seri terbaru hanya membawa peningkatan minor tanpa menghadirkan hal baru.

Lantas, kenapa Apple semakin sulit berinovasi pada iPhone? Jika kamu penggemar iPhone maupun penasaran dengan perkembangan iPhone saat ini, baca artikel ini sampai akhir, ya. Yuk, kita telusuri lima alasan utama yang membuat iPhone tidak lagi sedinamis era awalnya!

1. Pasar smartphone cenderung mulai jenuh

potret iPhone (unsplash.com/@onurbinay)

Pasar smartphone kini berada di titik jenuh karena hampir semua fitur dasar sudah dimaksimalkan. Dari kamera berkualitas tinggi, layar, hingga prosesor, hampir semua produsen menawarkan hal yang sama. Akibatnya, sulit bagi Apple untuk menambahkan fitur baru yang terasa revolusioner.

Inovasi besar seperti multitouch, App Store, dan Face ID kini sudah dianggap standar. Konsumen pun menjadi lebih sulit dibuat terkesan, karena peningkatan yang ditawarkan biasanya hanya berupa pembaruan kecil. Hal inilah yang membuat iPhone tampak stagnan dari tahun ke tahun.

2. Apple menghadapi keterbatasan teknologi

potret perangkat iPhone (unsplash.com/@tatiana_steve_ | unsplash.com/@nitinn)

Apple menghadapi keterbatasan fisik dalam pengembangan hardware. Misalnya, kualitas kamera pada smartphone kini sudah mendekati titik maksimal dalam ukuran perangkat yang ringkas. Begitu pula dengan baterai, di mana teknologi baru masih belum bisa diproduksi secara massal.

Hal ini membuat Apple hanya bisa mengutak-atik hal teknis, seperti optimasi software atau menambah sensor tambahan. Namun, inovasi semacam ini sering dianggap tidak cukup signifikan oleh penggemar. Setiap rilis iPhone baru hanya sebagai versi penyempurnaan dari sebelumnya.

3. Apple dikenal punya strategi bisnis yang konservatif

potret iPhone 15 Pro (unsplash.com/@govizlora)

Apple terkenal berhati-hati dalam mengadopsi teknologi baru. Mereka lebih memilih menunggu hingga teknologi matang agar pengalaman pengguna tetap mulus. Contohnya adalah penerapan 5G, fast charging, atau layar always-on yang jauh lebih dulu hadir di Android.

Strategi ini sebenarnya menjaga kualitas brand Apple agar tetap premium. Namun, di sisi lain, hal ini membuat Apple terlihat lambat dalam berinovasi. Konsumen pun merasa iPhone kurang menawarkan kejutan seperti yang dilakukan kompetitornya.

4. Investor dan konsumen punya ekspektasi besar pada Apple

potret iPhone 16 (unsplash.com/@ort)

Setiap kali Apple merilis iPhone baru, ekspektasi publik selalu sangat tinggi. Banyak yang berharap iPhone bisa kembali menghadirkan gebrakan besar seperti di masa lalu. Namun, kenyataannya, Apple kini lebih fokus menjaga stabilitas ketimbang mengambil risiko besar.

Investor juga menekan Apple agar tetap menjaga margin keuntungan. Artinya, mereka tidak bisa sembarangan menambahkan teknologi mahal yang berisiko gagal. Akhirnya, inovasi besar sering ditunda atau dikorbankan demi kepentingan finansial.

5. Inovasi Apple bergeser pada penyediaan ekosistem

ekosistem Apple (pexels.com/@pixabay)

Apple semakin sulit berinovasi pada iPhone karena kini mereka fokus pada pengembangan ekosistem, ketimbang iPhone itu sendiri. Integrasi dengan Apple Watch, AirPods, Vision Pro, hingga layanan seperti iCloud menjadi nilai jual utama. Melalui strategi ini, iPhone berfungsi sebagai pusat kontrol dari seluruh produk Apple.

Namun, pergeseran tersebut membuat iPhone terasa tidak lagi sebagai pusat inovasi. Bagi konsumen, ini mungkin mengecewakan karena mereka menunggu kejutan baru dari iPhone. Akhirnya, persepsi bahwa iPhone sulit berinovasi pun semakin menguat.

Berinovasi memang tidak mudah, apalagi Apple kini berada dalam tekanan para investor. Mereka punya tantangan besar untuk mengembangkan iPhone agar terus menjadi pionir di dunia teknologi smartphone. Menariknya, beberapa produsen HP Android kini mampu menghadirkan inovasi-inovasi kecil yang mampu menarik perhatian konsumen. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team