tampilan desain Liquid Glass Apple (apple.com)
Walaupun Liquid Glass mendapat banyak sanjungan karena tampilannya yang segar dan berani, tidak semua orang merasa terkesan akan pendekatan visual ini. Beberapa pengguna dan pengamat teknologi menilai desain baru Apple terlalu rumit sehingga terkesan berlebihan dari sisi visual. Penggunaan efek transparan yang bertumpuk, pantulan cahaya yang intens, dan kilau di berbagai elemen UI justru dinilai mengalihkan perhatian pengguna. Bahkan, media teknologi seperti Engadget turut melontarkan kritik pedas yang menyebut desain ini “terlalu ramai” sekaligus membangkitkan nostalgia era 2000-an yang kini dinilai ketinggalan zaman alias usang.
Kritik tersebut cukup masuk akal. Ini lantaran desain antarmuka bukan semata soal estetika, tetapi juga menyangkut keterbacaan serta kenyamanan jangka panjang. Visual yang terlalu mencolok bisa memicu kelelahan visual atau bahkan frustrasi terutama bagi pengguna yang mengandalkan perangkat untuk aktivitas produktif sehari-hari. Apple tampaknya memahami hal ini. Mereka tetap menyediakan pengaturan aksesibilitas untuk meredam efek transparan serta animasi gerak. Namun begitu, munculnya kritik terhadap Liquid Glass memunculkan pertanyaan besar terkait sejauh mana Apple bisa bereksperimen dalam estetika tanpa mengorbankan prinsip utama desain antarmuka yang sederhana dan intuitif?
Meski demikian, Apple juga menyediakan jalan tengah. Melalui pengaturan aksesibilitas, pengguna dapat meminimalkan efek transparansi maupun animasi. Apalagi, saat ini sistem masih dalam tahap beta, sehingga Apple masih memiliki kesempatan untuk menyempurnakan tampilan berdasarkan masukan dari pengguna awal.
Di sisi lain, sejumlah pembaruan turut menuai respons positif. Misalnya pada Safari, kini tampil lebih minimalis dan efisien dalam mode layar penuh. Posisi address bar di bagian bawah otomatis mengecil saat pengguna menggulir halaman, memberikan tampilan yang lebih lapang, lalu kembali muncul saat dibutuhkan. Meski tampak sepele, perubahan ini berdampak nyata pada kenyamanan penggunaan harian.
Jadi, apakah desain Liquid Glass merupakan langkah elegan Apple menuju desain revolusioner atau sekadar tambahan elemen kilau yang tidak perlu? Kita lihat saja apakah mayoritas pengguna akan menikmati tampilannya atau justru menginginkan opsi untuk menonaktifkan semua efek kerlap ini. Bagaimana menurutmu soal desain Liquid Glass milik Apple? Yuk, bagikan pendapatmu!