Meskipun aplikasi Apple dan Google tersebut dibuat untuk tujuan mulia, tetap saja ada pro dan kontranya. Salah satu kontranya adalah kelemahan teknologi untuk menjamin keamanan data para pengguna.
Penelusuran kontak secara digital memang diperkirakan ampuh untuk mempercepat proses deteksi COVID-19. Akan tetapi, beberapa pihak mempertanyakan jaminan Apple dan Google terhadap proteksi data pribadi para calon pengguna aplikasi tersebut.
Pada Rabu (8/4) lalu, American Civil Liberties Union (ACLU) merilis sebuah pernyataan digital setebal 9 halaman mengenai ketakutan masyarakat terhadap perusahaan teknologi yang akan melacak data mereka.
Lagi pula, efektivitas aplikasi ini pun masih dipertanyakan. Karena aplikasi lacak COVID-19 ini masih relatif baru, maka beberapa pihak mengaku takut terhadap kelemahan sistem yang fatal.
Apple dan Google pun masih berdiskusi dengan otoritas kesehatan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya tentang upaya menjalankannya. Apa kata Apple dan Google tentang tuduhan tersebut?
Apple dan Google menjelaskan bahwa aplikasi tersebut mengandalkan koneksi Bluetooth jarak pendek. Jadi, pengguna tidak perlu takut akan diretas atau dapat dilacak lokasinya oleh oknum-oknum jahat.
"Privasi, transparansi, dan persetujuan para pengguna adalah hal terpenting dalam upaya ini."
Tidak seperti beberapa metode lain, Bluetooth tidak akan melacak lokasi fisik individu. Aplikasi ini akan mengambil sinyal koneksi Bluetooth ponsel cerdas terdekat dalam jeda waktu 5 menit dan menyimpan koneksi-koneksi tersebut di dalam database.
Jika satu individu di satu daerah dinyatakan positif COVID-19, mereka dapat memasukkan hasil tes COVID-19 positif mereka ke dalam aplikasi. Melalui penyimpanan awan, aplikasi tersebut dapat memberi tahu ponsel lainnya di daerah tersebut yang pernah lewat dalam jarak dekat pada hari-hari sebelumnya.
Sistem aplikasi ini juga mengambil sejumlah langkah untuk mencegah orang agar tidak dapat dilacak keberadaannya, bahkan setelah mereka membagikan data mereka.
Sementara aplikasi secara teratur mengirimkan informasi melalui Bluetooth, aplikasi tersebut juga menyebarkan kunci anonim, bukan identitas statis. Lagi pula, kunci-kunci anonim tersebut, sesuai namanya, mengalami siklus pergantian tiap 15 menit untuk menjaga privasi.
Saat seseorang sudah berbagi data tes bahwa mereka telah terinfeksi COVID-19, aplikasi ini hanya akan membagikan kunci dari periode tertentu di mana mereka dapat menularkan SARS-CoV-2.
ilustrasi penularan covid-19 (medium.com)
Sistem aplikasi ini mungkin tidak dapat menggantikan metode pelacakan kontak kuno, melibatkan proses wawancara individu mengenai riwayat perjalanan dan kontak antar individu sebelum timbulnya gejala.
Walaupun begitu, aplikasi ini digadang-gadang menawarkan pertolongan berteknologi tinggi untuk para pengguna gawai iOS dan Android yang tersebar di seluruh dunia.
Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN: Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com (http://kitabisa.com/kitaidnlawancorona)