Banyak orang cuma tahu Kindle sebagai e-book reader, padahal dunia e-reader itu luas banget dan tiap brand punya karakter, ekosistem, serta fitur yang beda. Ada e-reader yang fokus buat novel, ada yang khusus buat komik, ada yang pakai layar besar buat profesional, sampai yang sangat fleksibel karena bisa baca hampir semua format tanpa repot convert. Dengan memahami variasinya, kamu bisa tahu mana perangkat yang paling pas dengan kebutuhan kamu, bukan cuma ikut tren. Apalagi e-book reader itu biasanya dipakai bertahun-tahun, jadi pemilihan perangkat yang tepat bakal bikin pengalaman membaca jauh lebih nyaman dan menyenangkan. Biar nggak salah pilih, yuk kenalan dulu dengan jenis-jenis e-book reader yang paling populer saat ini.
6 Jenis E-book Reader yang Perlu Kamu Tahu Selain Kindle

Intinya sih...
Kindle: E-reader paling populer dengan ekosistem Amazon yang kuat dan fitur-fitur seperti Whispersync dan Vocabulary Builder.
Kobo: E-reader fleksibel dengan dukungan format EPUB tanpa konversi, customizable, dan integrasi dengan Pocket untuk baca artikel online.
PocketBook: E-reader serbaguna yang mendukung hampir semua format ebook, termasuk PDF, EPUB, MOBI, AZW, CBZ, dan CBR.
1. Kindle: E-reader paling populer dan ramah pemula
Kindle adalah e-reader yang paling dikenal di seluruh dunia karena ekosistem Amazon yang kuat, katalog buku yang masif, dan perangkat yang simpel banget dipakai. Kindle cocok buat kamu yang suka baca novel, nonfiksi ringan, atau buku-buku populer dengan layout standar. Keunggulannya ada pada daya tahan baterai yang kuat, kemudahan sinkronisasi, dan fitur-fitur Amazon seperti Whispersync, Vocabulary Builder, sampai Kindle Unlimited. Kekurangannya, Kindle sedikit kaku soal format karena tidak semua ekstensi bisa dibaca langsung tanpa convert. Tapi buat kebanyakan pembaca pemula atau pembaca kasual, Kindle udah lebih dari cukup.
2. Kobo: E-reader fleksibel yang mendukung banyak format
Kobo sering disebut sebagai “saingan utama” Kindle karena menawarkan kebebasan baca yang lebih besar. Kobo mendukung format EPUB secara native tanpa perlu konversi, jadi kamu bisa masukin buku dari berbagai sumber dengan sangat mudah. Banyak pembaca yang memilih Kobo karena tampilan halamannya lebih customizable, pilihan font lebih banyak, dan integrasi dengan Pocket untuk baca artikel online. Selain itu, Kobo punya varian layar besar seperti Kobo Elipsa yang cocok buat anotasi atau PDF. Kekurangannya, katalog buku berbahasa Indonesia tidak sebanyak Amazon, tapi fleksibilitasnya bikin Kobo sangat menarik buat pembaca yang suka file dari banyak platform.
3. PocketBook: E-reader serbaguna yang mendukung hampir semua format
PocketBook mungkin kurang populer di Indonesia, tapi di Eropa brand ini punya posisi kuat karena fleksibilitas ekstremnya. E-reader PocketBook bisa membaca hampir semua format ebook, termasuk PDF, EPUB, MOBI, AZW, CBZ, dan CBR. Beberapa modelnya bahkan punya fitur audio untuk audiobook dan TTS (text-to-speech). PocketBook juga punya banyak tombol fisik, cocok buat kamu yang nggak suka swipe atau tap. Kekurangannya, UI PocketBook kadang terasa kurang halus dibanding Kobo atau Kindle. Tapi kalau kamu cari perangkat “bebas format,” PocketBook termasuk yang paling lengkap.
4. Onyx Boox: E-reader premium dengan kemampuan mirip tablet
Onyx Boox adalah pilihan buat kamu yang butuh fungsi lebih dari sekadar membaca. Perangkat ini berjalan di atas Android, jadi kamu bisa instal aplikasi seperti Kindle, Kobo, Google Play Books, dan bahkan aplikasi catatan. Layarnya besar-besar, biasanya mulai dari 7,8 inci sampai 13 inci, cocok buat profesional, mahasiswa, atau ilustrator yang butuh baca PDF dan menulis catatan. Stylus-nya juga sangat responsif, bikin Onyx Boox mirip tablet tapi tetap hemat daya karena pakai layar e-ink. Kekurangannya, harga jauh lebih mahal dan daya tahan baterai sedikit lebih boros dibanding e-reader biasa.
5. reMarkable: E-reader yang fokus pada catatan tangan
Berbeda dari e-reader lainnya, ReMarkable lebih fokus pada pengalaman menulis dan mencatat, bukan membaca buku. Layar e-ink yang sangat responsif membuat pengalaman menulisnya mirip kertas asli. Banyak kreator, desainer, dan profesional suka ReMarkable buat brainstorming, sketching, atau mencatat rapat. Walaupun bisa membaca PDF dan EPUB, fiturnya sangat minimalis dan tidak mendukung toko buku digital seperti Amazon atau Rakuten. Jadi ReMarkable cocok buat kamu yang benar-benar butuh alat untuk produktivitas berbasis tulisan tangan.
6. E-reader buatan China seperti Hanvon, Boyue, dan Meebook
Brand-brand ini biasanya menawarkan e-reader dengan fitur mirip Onyx Boox tapi harga lebih terjangkau. Mereka juga berjalan di Android dan mendukung banyak aplikasi reading. Layarnya bervariasi, ada yang kecil, ada yang jumbo, dan ada juga yang fokus untuk komik. Kekurangannya, kualitas software kadang tidak sehalus brand besar dan pembaruan firmware tidak selalu konsisten. Tapi kalau kamu cari perangkat serbaguna yang murah, opsi ini bisa dipertimbangkan.
Dunia e-reader jauh lebih luas daripada yang banyak orang kira, dan setiap jenis punya keunggulan yang cocok untuk tipe pembaca berbeda. Kindle cocok buat pemula dan pembaca novel, Kobo untuk yang butuh fleksibilitas format, PocketBook buat yang ingin serbabisa, Onyx Boox buat profesional yang butuh perangkat hybrid, dan ReMarkable untuk fokus menulis. Memahami karakter tiap perangkat bakal bantu kamu menentukan pilihan yang paling pas dengan kebiasaan baca atau kerja kamu sehari-hari. Jangan lupa sesuaikan dengan budget, jenis file yang paling sering kamu baca, dan fitur yang kamu butuhkan. Dengan begitu, kamu bakal dapat e-reader yang benar-benar tepat dan awet kamu pakai bertahun-tahun.