iPhone 14 Pro Black (unsplash.com/Thai Nguyen)
Selain strategi harga bertingkat, Apple juga memanfaatkan psikologi konsumen dalam menyusun struktur harga produknya. Salah satu pendekatan yang sering dipakai adalah decoy pricing yaitu strategi penetapan harga yang mendorong konsumen untuk beralih dari dua pilihan utama setelah disodorkan opsi ketiga yang tidak seimbang. Saat konsumen hanya dihadapkan pada dua pilihan, proses pengambilan keputusan cenderung lebih sulit karena mereka harus menimbang lebih hati-hati. Namun, ketika penjual menambahkan pilihan ketiga, proses memilih justru terasa lebih mudah karena konsumen akan terdorong pada opsi yang tampak paling rasional.
Dalam praktiknya, dua opsi pertama biasanya memiliki perbedaan harga sesuai ukuran atau fitur produk. Sementara itu, opsi ketiga diposisikan sebagai decoy yang harganya sedikit lebih tinggi dari salah satu paket sebelumnya, sehingga tampak lebih bernilai meskipun tetap membuat konsumen membayar lebih banyak. Akibatnya, banyak konsumen justru memilih opsi ketiga karena merasa selisih harga yang ditawarkan kecil, tetapi manfaat yang diperoleh lebih besar. Meski pada akhirnya mereka mengeluarkan biaya tambahan, secara psikologis keputusan tersebut terasa lebih menguntungkan.
Pada kasus iPhone 17, Apple menempatkan iPhone Air 256 GB dan iPhone 17 512 GB pada harga setara. Tujuannya jelas yakni memaksa konsumen untuk membandingkan faktor lain selain harga. Di titik ini, konsumen akan menimbang apakah mereka lebih mengutamakan estetika desain iPhone Air atau kapasitas penyimpanan besar pada iPhone 17. Bagi pengguna yang mengejar estetika, iPhone Air tampak logis, sedangkan pengguna yang mementingkan fungsi akan melihat iPhone 17 sebagai pilihan rasional.
Strategi ini juga membentuk anchor price atau patokan harga di benak konsumen. Ketika dua model dengan karakter berbeda dipasarkan pada harga yang sama, konsumen cenderung menilai keduanya sama-sama bernilai. Alih-alih menunda pembelian, mereka terdorong untuk segera memilih salah satunya. Pola ini terbukti konsisten di banyak negara seperti Amerika Serikat, Australia, dan Hongkong, di mana harga iPhone Air 256 GB dan iPhone 17 512 GB benar-benar sama persis.
Hal ini sejalan dengan penelitian Addagalla (2023) dalam International Journal of Novel Research and Development yang menemukan bahwa Apple menggunakan product line differentiation untuk memanfaatkan efek decoy dan mendorong konsumen mengeluarkan lebih banyak uang. Studi tersebut menunjukkan bagaimana harga iPhone 14 Series disusun secara bertingkat di mana setiap pilihan berfungsi sebagai “umpan” agar konsumen terdorong memilih model yang lebih mahal. Contohnya, iPhone 14 Plus tampak lebih menarik dibandingkan iPhone 14 standar karena menawarkan layar lebih besar dan baterai lebih awet walaupun selisihnya $100. Namun, opsi ini sekaligus mendorong konsumen mempertimbangkan iPhone 14 Pro, yang hanya sedikit lebih mahal tetapi membawa fitur unggulan lain, meski ada kompromi tertentu.