Pikir Dua Kali, 5 Kerugian Membeli Headphone Bluetooth

Di masa mendatang, banyak pakar elektronik memperkirakan seluruh smartphone akan menghilangkan lubang jack audio! Dengan kata lain, mereka ingin membiasakan agar para pencinta audio (audiophile) beralih ke headphone nirkabel via Bluetooth.
Jika kamu sudah terbiasa mendengarkan lagu dengan headphone berkabel, menggunakan yang nirkabel rasanya kurang... gimana gitu. Lagi pula, beberapa pakar audio meragukan headphone nirkabel dapat memberikan kualitas audio yang dapat bersaing dengan saudaranya yang berkabel.
Dari harga hingga kesehatan, inilah alasan-alasan mengapa headphone Bluetooth bukanlah pilihan yang patut kamu prioritaskan.
1. Yang berkabel lebih nendang
Terdengar subjektif, namun, mayoritas audiophile yakin betul bahwa headphone berkabel memiliki kualitas suara yang jauh lebih superior daripada nirkabel.
Sebagai contoh, kamu pernah dengar Sennheiser Orpheus? Iya, headphone dari Sennheiser tersebut digadang-gadang sebagai yang termahal dengan harga 59 ribu dolar AS (sekitar 800 jutaan)! Tetapi, kamu juga mendapatkan amplifier. Apakah Orpheus itu wireless? Tidak, kan?
"Jadi, semua headphone Bluetooth itu jelek?"
Oh, tidak juga. Ada juga headphone Bluetooth yang menawarkan kualitas suara yang tidak kalah saing. Akan tetapi, yang kami maksud di sini adalah perbandingan performa yang masih terbanding jauh. Hal tersebut dikarenakan Bluetooth masih belum dapat mendukung kualitas audio yang lebih tinggi.
Headphone Bluetooth umumnya hanya mendukung pemrosesan suara maksimum 768 kbps, sementara headphone kabel standar dapat memroses hingga 2.304 kbps, tergantung pada rasio output dan perangkat sumber.
Secara teknis, headphone kabel mendukung kualitas suara yang lebih baik daripada nirkabel. Sebagian besar bitrate file audio digital hanya ber 256 kbps hingga sekitar 320 hingga 521 kbps, dan kecil kemungkinan telinga manusia dapat membedakannya. Namun, di masa depan, tidak mustahil jika Bluetooth akan menjadi media audio yang baru.