Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bereksperimen dengan aperture kamera (pexels.com/Karl Solano)
Ilustrasi bereksperimen dengan aperture kamera (pexels.com/Karl Solano)

Aperture atau sering dibilang sebagai bukaan pada lensa berfungsi mengatur masuknya cahaya ke sensor kamera. Aperture kamera biasanya ditandai simbol F pada rincian pada hasil sebuah foto. Misal dalam sebuah rincian kamera terdapat informasi (F/1.4), itulah yang dimanakan aperture.

Sebuah aperture yang lebih kecil contohnya f/1.4 memungkinkan lebih banyak cahaya masuk ke sensor kamera. Lalu, jika aperture yang lebih besar semisal f/16 maka cahaya yang masuk ke sensor kamera menjadi sedikit. Namun, perlu diingat bahwa angka f-stop yang lebih kecil menunjukkan aperture yang lebih besar, dan sebaliknya. Nah, biar kamu makin jago memotret pastikan menggunakan aperture yang tepat agar hasilnya memuaskan.

1. Depth of field

ilustrasi teknik Depth of field dalam fotografi (pexels.com/RF._.studio)

Bagi mereka yang telah lama menjelajahi dunia fotografi atau memiliki minat dalam mengambil gambar objek menarik, mungkin sudah mengenal dengan baik konsep teknik depth of field. Tetapi bagi mereka yang baru memulai atau pemula dalam fotografi, mungkin belum sepenuhnya memahami konsep ini. Depth of field mengacu pada kedalaman area atau jarak di dalam sebuah foto yang dapat menciptakan variasi dalam ketajaman gambar. Atau dengan kata lain, ini adalah teknik dalam fotografi yang digunakan untuk mencapai ketajaman dan fokus pada satu titik tertentu dalam foto, sementara bagian lainnya terlihat kurang tajam atau kabur.

Teknik depth of field juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan dengan pengaturan yang tepat pada faktor-faktor tersebut, kamu dapat menghasilkan foto dengan efek depth of field yang menarik. Salah satu dari faktor-faktor tersebut adalah mengatur bukaan lensa (aperture) dengan benar. Jika ingin hasil foto berpusat pada satu titik yang tajam, kamu bisa mengatur bukaan lensa besar. Contohnya f/1.7, f/1.8 atau f/2. 

2. Lanskap atau arsitektur

ilustrasi fotografi dengan pengambilan lanskap (pexels.com/Mateusz Sałaciak)

Fotografi lanskap adalah aktivitas yang sangat menarik, baik bagi mereka yang hanya menikmati pemandangan dan ingin mengabadikannya, maupun bagi fotografer yang berambisi menciptakan karya-karya lanskap yang mengagumkan. Jenis foto lanskap juga mencakup berbagai kategori seperti pemandangan perkotaan (urban landscape), cityscape, arsitektur, candid street, dan sebagainya.

Ketika kamu mengambil foto lanskap yang indah, tentu hal yang perlu diperhatikan yaitu detail yang halus tampil dengan jelas dan perbedaan antara area terang dan bayangan tergambar dengan baik. Para fotografer berpengalaman sering kali menyarankan untuk mengatur bukaan lensa pada f/11 untuk jenis pemandangan seperti ini, karena ini akan menghasilkan subjek yang tajam dan terfokus dengan baik.

3. Low light

ilustrasi hasil foto low light (pexels.com/Paulina Lazauskaite)

Fotografi low-light merujuk pada situasi atau teknik fotografi di mana cahaya yang tersedia terbatas. Ini bisa terjadi saat malam hari, dalam kondisi redup, atau di dalam ruangan tanpa cahaya alami seperti matahari. Dalam fotografi low-light, fotografer perlu mengandalkan pengaturan kamera yang sensitif terhadap cahaya atau menggunakan teknik khusus untuk menghasilkan gambar yang baik meskipun cahaya terbatas.

Aperture adalah bukaan pada lensa kamera yang memungkinkan masuknya cahaya. Semakin lebar aperture, semakin banyak cahaya yang dapat masuk ke dalam kamera. Dalam kondisi cahaya yang terbatas, penting untuk memungkinkan sebanyak mungkin cahaya masuk ke sensor kamera. Dalam kondisi cahaya terbatas, aperture lebih lebar seperti f/1.8 memungkinkan masuknya lebih banyak cahaya dibandingkan dengan aperture standar f/3.5, meningkatkan hasil foto secara signifikan, terutama dalam fotografi low-light.

4. Starburst effect

ilustrasi hasil foto dengan efek seperti bintang pada cahaya (pexels.com/NYWREX FLORES)

Starburst effect atau efek bintang sering kita lihat dalam pemotretan malam hari, contohnya foto lalu lintas jalan raya atau foto suasana kota (cityscape). Untuk mendapatkan efek ini, kamu tidak perlu menghabiskan waktu untuk mengedit foto menggunakan perangkat lunak. Dengan bereksperimen menggunakan kamera dan lensa milikmu, efek ini bisa langsung terlihat dalam gambar.

Untuk mendapatkan starburst effect, setting kamera ke mode manual dan juga setting nilai aperture pada bukaan kecil. Aperture yang kecil ditandai dengan nilai F yang besar di kamera, silakan kamu ganti nilai F itu menjadi besar. Saran saya gunakanlah f/14 atau f/16, hindari bukaan yang terlampau kecil seperti f/25 atau f/32 karena akan menyebabkan difraksi lensa dan ketajaman foto akan banyak berkurang.

5. Diffraction

ilustrasi foto yang hasilnya diffraction (pexels.com/ Velroy Fernandes)

Diffraction adalah fenomena optik yang terjadi ketika cahaya melewati lubang yang sangat kecil. Sebagai hasilnya, bukan menghasilkan gambar yang jelas dan terang, difraksi menciptakan gambar buram berbentuk cakram.

Aperture yang sangat kecil seperti f/22 atau f/32 menyebabkan diffraction, yang mana dapat mengurangi ketajaman gambar secara keseluruhan. Teknik ini bisa dilakukan jika kamu ingin bereksperimen untuk mendapatkan hasil yang unik dan tidak biasa.

Seperti pada definisi fotografi itu seni melukis dengan cahaya, maka tidak ada salahnya kita bereksperimen agar hasil yang diperoleh juga menarik sekaligus unik. Sehingga orang juga tidak mudah untuk meniru hasil foto yang kita miliki. 

Bereksperimen dengan aperture juga salah satu caranya, selamat mencoba!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team