Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengambil foto
ilustrasi mengambil foto (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Karakter warna Leica cenderung artistik, sementara ZEISS condong natural

  • Optik dan coating beda, Leica dengan lensa Summilux/Summicron, ZEISS dengan lapisan ZEISS T*

  • Mode potret dan bokeh punya khas masing-masing, Leica menawarkan focal length khas, ZEISS memiliki ZEISS Style Portrait

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Leica dan ZEISS sama-sama punya nama besar di dunia optik dan sekarang keduanya hadir di kamera smartphone kelas atas. Kolaborasi ini bukan sekadar tempel logo, melainkan menyentuh tuning warna, optik, hingga fitur potret yang membentuk karakter foto. Kalau kamu sering melihat hasil jepretan dari Xiaomi 14 Ultra atau vivo X100 Pro, beda “rasa” di antara keduanya biasanya langsung terasa.

Biar gak bingung, berikut lima perbedaan kamera Leica dan ZEISS pada smartphone. Bisa dijadikan bahan pertimbangan sebelum kamu membeli smartphone yang memiliki kamera bawaan Leica maupun ZEISS. Yuk, cek apa saja perbedaannya!

1. Karakter warna Leica cenderung artistik, sementara ZEISS condong natural

potret hasil foto kamera Leica (mi.com)

Leica di smartphone biasanya menawarkan dua profil warna utama, Leica Authentic dan Leica Vibrant. Authentic condong ke warna yang lebih lembut, kontras sinematik, dan butir halus yang terasa seperti film. Vibrant lebih hidup dengan saturasi sedikit naik, cocok buat foto makanan atau lanskap yang ingin tampak pop.

ZEISS di sisi lain mendorong akurasi melalui ZEISS Natural Color, yang berfokus pada tone kulit dan warna lingkungan yang stabil di berbagai cahaya. Hasilnya, foto dari smartphone berlabel ZEISS cenderung netral, gampang untuk di-edit lebih lanjut tanpa harus menurunkan saturasi atau kontras. Kalau kamu suka foto yang sudah “jadi” dari kamera, Leica terasa lebih artistik, sedangkan ZEISS enak buat mereka yang ingin kontrol penuh di tahap editing.

2. Optik dan coating beda

potret hasil foto kamera ZEISS (vivo.com)

Leica dan mitranya biasanya menekankan lensa berlabel Summilux/Summicron di HP, dengan karakter kontras tinggi dan mikro-kontras yang kuat. Sementara ZEISS terkenal dengan lapisan ZEISS T* yang agresif untuk menekan pantulan dan ghosting, sehingga kontras terjaga saat memotret sumber cahaya langsung. Dalam praktiknya, smartphone ZEISS sering menghasilkan foto malam yang lebih bersih dari flare acak, terutama pada lampu titik.

Sebaliknya, flare tipis dan glow halus pada smartphone Leica memberi nuansa atmosfer yang khas. Perbedaan ini akan terasa jelas ketika kamu memotret neon, lampu jalan, atau matahari rendah di golden hour. Jadi, jika kamu sensitif terhadap flare dan ingin hasil yang klinis, ZEISS lebih aman, sedangkan Leica kadang memberi “rasa” optik yang lebih ekspresif.

3. Mode potret dan bokeh punya khas masing-masing

potret vivo X100 5G (vivo.com)

Di perangkat Leica, mode potret biasanya menawarkan pilihan focal length khas Leica seperti 35 mm, 50 mm, 75 mm, hingga 90 mm beserta profil bokeh dan tone khusus. Render wajah cenderung punya mikro-kontras dan transisi highlight yang tegas, dengan pilihan filter Leica Looks termasuk opsi monokrom berkontras tinggi. Pada HP ZEISS, kamu akan menemukan ZEISS Style Portrait seperti Biotar, Sonnar, Planar, hingga Distagon yang meniru karakter bokeh lensa klasik mereka.

Biotar, misalnya, bisa memberi swirl bokeh khas di latar belakang, sementara Planar lebih natural untuk potret yang rapi. Perbedaan selera ini membuat hasil potret Leica terasa editorial dan bold, sedangkan ZEISS menawarkan opsi estetika yang luas dari dramatis sampai natural. Kalau kamu sering memotret orang dan ingin karakter bokeh tertentu, paket ZEISS Style Portrait sangat variatif, sementara Leica unggul pada tone dan mood potret yang konsisten.

4. Pemrosesan detail ZEISS lebih bersih

potret hasil foto kamera ZEISS (vivo.com)

Leica pada banyak smartphone cenderung menahan sharpening berlebihan dan membiarkan tekstur halus tetap terlihat, sehingga ada kesan grain yang menyenangkan. Ini membuat detail daun, kain, dan kulit terlihat organik tanpa tepi bergerigi yang mengganggu. ZEISS biasanya memprioritaskan kebersihan gambar melalui reduksi noise yang rapi dan rendering detail yang lebih klinis, terutama di ISO tinggi.

Hasilnya, foto malam dari smartphone ZEISS kerap tampak bersih dan konsisten, meski kadang terasa sedikit lebih halus pada tekstur tertentu. Perbedaan pendekatan ini kembali ke filosofi Leica yang mengejar karakter dan rasa, sedangkan ZEISS menonjolkan presisi dan keterukuran. Kamu bisa memilih sesuai preferensi, apakah ingin detail yang hidup ala Leica atau ketajaman yang terkendali dan bersih ala ZEISS.

5. Pengalaman aplikasi dan ekosistem berbeda-beda pada tiap merek

potret Xiaomi 15 Ultra (mi.com)

Saat ini, kolaborasi Leica lebih banyak kamu jumpai di lini flagship Xiaomi, sedangkan ZEISS erat dengan seri vivo X yang fokus fotografi. Di Xiaomi ber-Leica, kamu dapat dua mode warna utama (Authentic/Vibrant), kumpulan filter Leica, serta opsi focal length potret yang mirip pengalaman rangefinder. Di vivo dengan kamera ZEISS, ada ZEISS Natural Color, ZEISS T* untuk optik, serta fitur video seperti ZEISS Cinematic Video Bokeh dan efek flare sinematik.

Perbedaan ekosistem ini membuat Leica terasa seperti kamera kreatif yang siap kasih mood, sedangkan ZEISS seperti tool presisi untuk dokumentasi yang akurat. Tetap ingat, kualitas akhir sangat bergantung pada sensor, ISP, dan stabilisasi tiap smartphone. Jadi, hasil bisa berbeda antar model walau sama-sama berlabel Leica atau ZEISS.

Perbedaan kamera Leica dan ZEISS pada smartphone terletak pada hasil akhirnya. Leica cenderung menghasilkan foto artistik dengan mood kuat, sementara ZEISS fokus pada warna natural. Jadi, pilih sesuai selera mau langsung jadi ala Leica atau fleksibel untuk diedit ala ZEISS?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team