Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengumumkan kebijakan tarif timbal balik (reciprocal tariff) yang lebih tinggi bagi puluhan negara dalam konferensi pers pada 2 April 2025. Kebijakan ini menetapkan bahwa semua negara akan dikenakan tarif setidaknya 10 persen ke depannya. Sementara itu, negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS akan menghadapi tarif yang lebih besar. Tarif ini dinilai sebagai keuntungan bagi Trump, namun, bisa menjadi malapetaka bagi negara lain yang dianggap merugikan Amerika Serikat.
Menakar kebijakan yang begitu mendadak ini, raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino, California, yaitu Apple juga tak luput dari dampaknya. Sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia, Apple menjadi salah satu korban utama dari kebijakan ini. Mengutip Reuters, produk seperti iPhone menjadi yang paling terkena dampak signifikan dari penerapan reciprocal tariff oleh Trump. Harga iPhone diprediksi naik sebesar 30-40 persen. Jika kebijakan ini benar-benar diberlakukan, harga iPhone bisa melonjak drastis hingga menembus angka 2.300 dolar AS (Rp38 jutaan) untuk model tertinggi. Lantas, bagaimana reciprocal tariff akan memengaruhi pergerakan harga iPhone? Berikut hitung-hitungan sederhananya!