Harvest Moon beberapa kali muncul di PlayStation. Itu termasuk di PlayStation Vita (PS Vita).
Ada tiga seri Harvest Moon yang muncul di sana. Salah satunya terbilang sangat legendaris. Ia yang mengawali kepopuleran Harvest Moon di Indonesia.
Harvest Moon beberapa kali muncul di PlayStation. Itu termasuk di PlayStation Vita (PS Vita).
Ada tiga seri Harvest Moon yang muncul di sana. Salah satunya terbilang sangat legendaris. Ia yang mengawali kepopuleran Harvest Moon di Indonesia.
Harvest Moon: Back to Nature jadi pionir yang membuka jalan perkenalan mayoritas orang Indonesia dengan waralaba ini. Ia dirilis pertama kali di Jepang pada 1999, lalu populer di Indonesia pada era 2000-an lewat PlayStation (PS1). Back to Nature dianggap menarik saat itu karena gameplay-nya yang imersif. Ia menyediakan banyak hal dalam game berbalut farming simulation.
Game ini menceritakan Pete, seorang pemuda kota yang hendak mewarisi perkebunan kakeknya di desa. Dia diminta untuk memulihkan kembali perkebunan dengan membuka ladang dan memperbaiki kandang. Pete akan menanam berbagai macam bibit dan memelihara berbagai jenis hewan.
Dalam perjalanannya, dia tidak hanya akan mengurus perkebunan, tetapi juga bersosialisasi dengan penduduk. Ada beragam acara di Mineral Town, latar tempat permainan dimulai. Itu termasuk festival-festival meriah seperti balap kuda dan sabung ayam.
Harvest Moon: Back to Nature sendiri muncul di PS Vita via PlayStation Store. Ia bisa dimainkan di salah satu handheld console besutan Sony itu pada 2011. Itu berarti, game ini hadir di PS Vita dengan jarak 12 tahun setelah debutnya di PS1.
Harvest Moon: Boy & Girl pertama kali muncul di PlayStation Portable (PSP) pada 2005. Ia baru bisa diakses via PS Vita pada 2011 saat konsolnya rilis. Game ini menawarkan dua game Harvest Moon berbasis Harvest Moon: Back to Nature. Selain Back to Nature itu sendiri, ia ikut menghadirkan Bokujō Monogatari: Harvest Moon for Girl (2000), Back to Nature versi perempuan, yang dulunya hanya ada di Jepang.
Harvest Moon: Boy & Girl juga termasuk seri bersejarah. Sebab, ia menerjemahkan Bokujō Monogatari: Harvest Moon for Girl ke dalam bahasa Inggris untuk pertama kali. Ini memungkinkan game diakses lebih banyak orang di dunia internasional.
Secara umum, premisnya sama seperti pendahulunya. Pemain akan berperan sebagai Pete atau Claire, tergantung pilihan game Back to Nature atau For Girl. Pete/Claire mesti memulihkan perkebunan warisan kepada masa jayanya sambil terus bersosialisasi dengan penduduk Mineral Town.
Harvest Moon: Hero of Leaf Valley hadir pertama kali di Jepang pada 2009. Ia muncul lewat PSP saat itu. Seolah eksklusif, game ini justru hadir lagi di PS Vita lewat PlayStation Store untuk memeriahkan konsol genggam Sony.
Hero of Leaf Valley sebenarnya bukan game orisinal. Ia dikembangkan dari Harvest Moon: Save the Homeland (2001). Premisnya bahkan sama. Pemain akan menyelamatkan perkebunan warisan kakek sekaligus desa tempat ia bernaung dari ancaman penggusuran.
Toy, sang karakter utama Hero of Leaf Valley, mesti mengumpulkan uang puluhan ribu untuk membebaskan lahan dari Funland Company, sebuah perusahaan yang ingin mendirikan taman hiburan di Leaf Valley. Pemain juga bisa memilih opsi lain untuk menyelamatkan desa. Ada sedikitnya 16 cara yang melibatkan penduduk desa. Sebanyak 15 di antaranya masuk ke jalan cerita Nature Preserve dan Tourist Destination.
Opsi menyelamatkan Leaf Valley membuat game ini terasa lebih kompleks. Ia juga menyediakan rentang permainan yang lebih panjang daripada Save the Homeland. Hero of Leaf Valley bahkan menghadirkan fitur menikah untuk memperkaya narasi.
Tiga game di atas memiliki persamaan. Mereka sama-sama bukan game orisinal PS Vita. Menurut catatan, memang tidak ada Harvest Moon orisinal bahkan eksklusif di konsol genggam Sony satu ini. Namun, memainkan ketiganya di PS Vita bukan pilihan buruk.