5 Cara Developer Game Menghadapi Pembajakan dan Cheat Pihak Ketiga

Tak hanya musik dan film, karya digital berupa game juga menghadapi momok yang sama, yakni pembajakan. Bahkan, developer game pun menghadapi persoalan lain yang tak kalah peliknya, yaitu cheat atau program curang yang dirilis oleh pihak ketiga. Pada 2016 saja, terdapat 35 persen gamer PC di seluruh dunia yang membajak atau memainkan game bajakan, seperti diungkap oleh Statista.
Angka ini mengalami kenaikan dari tahun ke tahun akibat beberapa faktor, misalnya harga game yang makin mahal dan kemunculan tool atau aplikasi khusus untuk pembajakan. Nah, untuk menghadapi maraknya pembajakan, developer game sudah memiliki cara yang setidaknya bisa melindungi mereka dari kerugian masif.
Well, sebetulnya bagaimana, sih, cara mereka dalam mengatasi pembajakan dan cheat dari pihak ketiga? Yuk, simak artikelnya untuk menambah wawasan baru.
1. Memasukkan software khusus
Meski cukup dibenci oleh gamer, software antipembajakan yang ditanamkan bisa dikatakan ampuh untuk melindungi game dari pembajakan. Nah, salah satu program atau software tersebut bernama Denuvo. Perangkat lunak buatan Denuvo Software Solutions GmbH itu sudah banyak dipakai oleh developer game sejak 2014.
Namun, Denuvo sendiri juga tidak disukai oleh mayoritas gamer, seperti diberitakan dalam laman How-To Geek. Salah satu faktor yang menyebabkan gamer membenci Denuvo karena dianggap menurunkan performa gaming sehingga menjadi lebih lambat. Sayangnya lagi, program antipembajakan macam ini masih bisa ditembus oleh pembajak.
Game besar dengan Denuvo, macam DOOM, Ace Combat 7, Far Cry New Dawn, Metro Exodus, dan Devil May Cry 5, mampu dibajak tidak lama setelah game tersebut rilis ke pasaran. Namun, cara ini masih dianggap cukup optimal untuk melindungi developer game selama beberapa hari atau minggu setelah karya mereka dipasarkan.