Sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional, program-program tersebut diluncurkan untuk mendukung salah satu program yang dicanangkan dalam kebijakan, yaitu peningkatan sumber daya manusia di industri gim.
Pemerintah berencana melibatkan institusi pendidikan untuk melatih 1.200 tenaga kerja, khususnya pengembang game untuk mengembangkan 3 hingga 5 game unggulan berbasis multi pemain.
Selain itu, pemerintah juga tengah mempersiapkan pengenalan kurikulum berbasis permainan di sekolah menengah kejuruan (SMK) dan pendidikan tinggi guna mendukung pertumbuhan industri game dalam negeri.
Pada tahun 2025, proyeksi pendapatan dari industri ini di Indonesia diperkirakan mencapai USD2,5 miliar, setara dengan Rp36 triliun, sesuai dengan aturan baru yang diterapkan.
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif, Liz Zeny Merry Kemenko Marves menyambut baik dan mendukung inisiatif Agate, sejalan dengan berbagai upaya yang terus dilakukan oleh Kemenko Marves dan seluruh kementerian/lembaga terkait, khususnya dalam meningkatkan standar pendidikan pengembangan gim di Indonesia melalui kualitas talenta nasionalnya, dalam hal ini para pengajar.
"Industri gim Indonesia masih mempunyai tantangan utama berupa pengembang lokal yang hanya menguasai 0,5 persen pasar nasional. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, dan salah satunya adalah kualitas talenta yang masih belum mencapai standar industri," katanya, dikutip dari rilis resmi Agate.
Maka dari itu, upaya kolaboratif dengan para pengembang lokal dan pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mengakselerasi industri gim nasional, terlebih Indonesia yang memiliki potensi sangat besar.