Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Clove
Clove (dok. Riot Games/Valorant)

Intinya sih...

  • Clove memiliki pick rate tinggi di Competitive, tetapi tidak diminati dalam kompetisi profesional karena ability-nya lebih mirip dengan Duelist daripada Controller.

  • Reyna memiliki pick rate tinggi di Competitive, tetapi tidak diminati dalam kompetisi profesional karena sangat individualis dan mengandalkan aim.

  • Iso juga tidak diminati dalam kompetisi profesional karena ability-nya hanya berguna jika mendapatkan kill dan tidak memiliki mobilitas tinggi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam dunia kompetitif Valorant, pemilihan Agent tentunya menjadi salah satu faktor yang sangat krusial dalam memenangkan pertandingan. Menyesuaikan map yang akan mereka mainkan, para tim profesional harus mempertimbangkan dengan baik Agent apa saja yang akan mereka gunakan. Itu karena tim harus memastikan jika Agent yang digunakan oleh pemain memiliki ability yang dapat menjamin kemenangan mereka.

Nah, dari sekian banyak Agent di Valorant, ada beberapa Agent yang hampir tidak pernah terlihat di kompetisi profesional. Bahkan, beberapa Agent ini sebenarnya memiliki pick rate yang tinggi di Competitive. Agent apa saja dan apa alasannya? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Clove

Clove (dok. Riot Games/Valorant)

Clove sebenarnya merupakan salah satu Agent dengan pick rate tertinggi di Competitive. Melansir laman Tracker Network, Clove menduduki posisi kedua sebagai Agent dengan pick rate tertinggi, yaitu sebesar 10 persen. Hal ini menjadikan Clove sebagai Controller paling populer di Competitive, mengalahkan Omen yang hanya memiliki 6,6 persen pick rate.

Meski begitu, Omen justru menjadi Controller yang jauh lebih populer dari Clove pada kompetisi esports profesional. Bukan tanpa alasan, tetapi Clove memang bukan tipe Controller yang bisa menguasai seluruh map seperti Omen. Kebanyakan ability Clove justru lebih mirip dengan Duelist, ketimbang Controller.

Kelebihan Clove hanya terdapat pada skill Pick-Me-Up yang memungkinkannya untuk melakukan Overheal dan Not Dead Yet yang memungkinkannya untuk bangkit dari kematian. Tentunya, hal ini membuat Clove menjadi Agent yang tidak terlalu berguna sebagai Controller. Secara, dalam turnamen profesional, seorang Controller harus memiliki kuasa penuh atas seluruh map.

2. Reyna

Reyna (dok. Riot Games/Valorant)

Selain Clove, Reyna juga merupakan salah satu Agent dengan pick rate tertinggi dalam Competitive. Menurut Tracker Network, Reyna bahkan memiliki pick rate yang lebih tinggi dari Clove, yaitu sebesar 10,2 persen. Hal ini menjadikan Reyna sebagai Duelist paling laris dalam Competitive.

Meski begitu, Reyna justru tidak begitu diminati pada turnamen profesional. Itu karena Reyna adalah Agent yang sangat individualis dan sangat mengandalkan aim. Kebanyakan skill Reyna hanya berguna jika dirinya mendapatkan banyak kill.

Tentunya, hal ini yang menjadikan Reyna tidak diminati pada turnamen profesional. Pasalnya, dalam turnamen profesional, kerja sama tim jauh lebih diperlukan dari kemampuan individu. Sebuah tim tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan satu pemain untuk memenangkan pertandingan.

3. Iso

Iso (dok. Riot Games/Valorant)

Tak hanya Reyna, Iso juga merupakan salah satu Duelist yang tidak begitu diminati pada turnamen profesional. Bukan tanpa sebab, tetapi Iso juga merupakan Duelist yang cukup individualis dan sangat mengandalkan aim. Meski tidak separah Reyna, tetapi kebanyakan skill Iso juga hanya berguna jika dirinya mendapatkan kill.

Terlebih, Iso juga tidak memiliki mobilitas yang tinggi seperti Jett, Waylay, Raze, atau Yoru. Iso mungkin memiliki Contigency yang memungkinkannya untuk melakukan entry. Namun, Iso tetap tidak memiliki mobilitas yang memungkinkannya untuk melakukan instant entry atau rotate dengan cepat.

4. Phoenix

Phoenix (dok. Riot Games/Valorant)

Phoenix sebenarnya merupakan Agent yang cukup ramah pemula. Phoenix tidak memiliki ability yang begitu rumit, sehingga dirinya cukup diminati oleh para pemain yang baru mencoba Valorant. Namun, hal tersebut yang justru membuat Phoenix tidak begitu berguna dalam turnamen profesional.

Pertama, Phoenix tidak memiliki mobilitas yang tinggi sebagai seorang Duelist. Kedua, Hot Hands dan Blaze milik Phoenix juga dapat memberikan damage kepada timnya sendiri. Terakhir, Phoenix mungkin bisa membersihkan site dengan ultimate miliknya, Run it Back.

Run it Back memungkinkan Phoenix untuk mengetahui posisi musuh sebelum tim melakukan entry. Meski begitu, Run it Back milik Phoenix tidak seberguna Dimensional Drift milik Yoru. Ketika Yoru menggunakan Dimensional Drift, dirinya menjadi tidak terlihat dan tidak bisa ditembak.

Hal ini memungkinkan Yoru untuk memberikan informasi tentang keberadaan musuh kepada tim. Dengan begitu, tim hanya perlu melakukan entry karena mereka sudah tahu sudut mana saja yang harus dibersihkan. Sementara itu, Run it Back milik Phoenix akan langsung berakhir begitu Phoenix dibunuh oleh musuh.

5. Chamber

Chamber (dok. Riot Games/Valorant)

Terakhir, ada Agent Sentinel yang sebenarnya juga cukup populer di Competitive, yakni Chamber. Pada dasarnya, Sentinel bertugas untuk menjaga pertahanan tim. Sentinel memiliki kewajiban untuk menjaga tim mereka dari kemungkinan musuh yang melakukan lurking atau flanking.

Itu sebabnya, kebanyakan Agent Sentinel dibekali dengan ability yang cukup mengganggu, seperti Trapwire milik Chyper atau Alarmbot milik Killjoy. Sayangnya, hal ini tidak berlaku bagi Chamber.

Headhunter dan Tour De Force milik Chamber justru memberinya senjata, alih-alih jebakan yang menyebalkan. Chamber memang memiliki Trademark yang dapat mengantisipasi lurking atau flanking. Meski begitu, Chamber tetap tidak memiliki ability yang dapat membatasi pergerakan musuhnya.

Tidak bisa dimungkiri jika para aim para pro player memang berada di level yang berbeda. Namun, kerja sama tim dan game sense jauh lebih dibutuhkan dalam kompetisi profesional, ketimbang skill individu. Itu alasannya, tim tidak bisa memilih sembarangan karena ability Agent Valorant juga bisa menjamin kemungkinan kemenangan tim. Jadi, bagaimana menurutmu tentang kelima Agent di atas?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team