Efek atau sindrom Tetris adalah keadaan saat setelah selesai bermain, orang masih melihat rubik bata Tetris pada dunia nyata atau mereka sampai memimpikannya. Efek ini tidak berbahaya.
Bahkan, menurut penelitian Lynn Okagaki dan Peter Frensch, pada 1994, mereka menemukan bahwa Tetris memiliki efek positif pada tiga bidang keterampilan spasial, yaitu persepsi, rotasi mental, dan visualisasi.
Kabar terbaru yaitu dari penelitian BioMed Central (BMC) pada 2009. Mereka menggunakan MRI untuk menguji otak peserta. Para peserta dibagi menjadi dua tim: pertama bermain Tetris selama 30 menit dalam sehari dan yang kedua tidak bermain sama sekali.
Setelah melihat hasil MRI, para peneliti BMC menyimpulkan jika bermain Tetris dapat meningkatkan fungsi otak dengan cara yang sehat dan membuatnya bisa beroperasi lebih efisien lagi.