Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
sampul game Harvest Moon: One World dan SoS: Grand Bazaar
sampul game Harvest Moon: One World dan SoS: Grand Bazaar (dok. Natsume/Harvest Moon: One World | dok. Marvelous/SoS: Grand Bazaar)

Intinya sih...

  • Merek dagang Harvest Moon dimiliki oleh Natsume, sementara Marvelous merilis Story of Seasons

  • Game pertama rilis pada 1996 di konsol SNES dengan konsep bercocok tanam yang unik

  • Pencipta game terinspirasi dari kehidupan desa yang tenang dan sederhana di pedesaan Jepang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Harvest Moon dan Story of Seasons adalah salah satu franchise game paling berkesan bagi para gamer sejak era 90-an. Berkat gameplay sederhana berupa bercocok tanam, beternak, dan menjalin hubungan sosial, game ini berhasil menciptakan pengalaman bermain yang adiktif. Tak heran, banyak pemain yang tumbuh bersama Harvest Moon masih menganggapnya sebagai bagian dari masa kecil yang tak tergantikan.

Namun, di balik kesederhanaannya, Harvest Moon menyimpan banyak fakta menarik yang jarang diketahui. Simak sepuluh fakta unik yang membuat franchise Harvest Moon tetap dikenang hingga sekarang, yuk!

1. Merek dagang Harvest Moon dimiliki oleh Natsume selaku publisher awal

logo Harvest Moon: Home Sweet Home (dok. Natsume/Harvest Moon: Home Sweet Home)

Harvest Moon awalnya dikembangkan oleh Victor Interactive Software, yang kemudian diakuisisi oleh Marvelous. Namun, nama Harvest Moon dimiliki oleh Natsume selaku publisher di Amerika, sehingga Marvelous kehilangan hak penggunaan nama tersebut di luar Jepang. Sejak 2014, Marvelous merilis seri baru dengan nama Story of Seasons, sedangkan Natsume membuat game Harvest Moon versinya sendiri.

2. Game pertama rilis pada 1996 di konsol SNES

Harvest Moon (dok. Marvelous/Harvest Moon)

Game pertama dalam franchise ini berjudul Bokujō Monogatari, dirilis pada 1996 di konsol Super Nintendo. Pada masanya, konsep bercocok tanam dan bersosialisasi dianggap tidak umum. Namun, justru itulah yang membuatnya unik dan akhirnya mendapatkan tempat di hati banyak pemain.

3. Terinspirasi kehidupan desa yang penuh ketenangan

Harvest Moon: Save the Homeland (dok. Marvelous/Harvest Moon: Save the Homeland)

Yasuhiro Wada selaku pencipta Harvest Moon terinspirasi dari masa kecilnya di pedesaan Jepang. Dia ingin menghadirkan game yang memberi pengalaman damai, sederhana, dan berbeda dari game penuh aksi. Tujuan utamanya adalah menghadirkan suasana kedamaian hidup di desa dalam bentuk permainan.

4. Menjadi pionir bagi game bergenre simulasi pertanian

Harvest Moon: Friends of Mineral Town (dok. Natsume/Harvest Moon: Friends of Mineral Town)

Harvest Moon dianggap sebagai pelopor genre farming simulation modern. Tanpa seri ini, mungkin tidak akan ada game populer seperti Stardew Valley, Animal Crossing, atau My Time at Portia. Pengaruhnya sangat besar karena berhasil membuktikan bahwa game kasual tentang kehidupan sehari-hari bisa sukses besar.

5. Interaksi sosial dan pernikahan jadi ciri khasnya

pernikahan di Hero of Leaf Valley (dok. Marvelous/Harvest Moon: Hero of Leaf Valley)

Sejak Harvest Moon: Back to Nature di PlayStation, fitur menikah dan punya anak mulai diperkenalkan. Sistem ini membuat pemain merasa lebih terikat dengan karakter yang mereka pilih. Banyak pemain yang justru lebih sibuk mencari pasangan ideal ketimbang mengurus ladang.

6. Punya spin-off terkenal berjudul Rune Factory

gameplay Fune Factory 5 (dok. Marvelous/Rune Factory 5)

Pada 2006, muncul spin-off berjudul Rune Factory dengan tagline “A Fantasy Harvest Moon.” Game ini menggabungkan kehidupan bertani dengan elemen RPG seperti dungeon, monster, dan pertarungan. Meski berbeda, seri ini tetap sukses dan memiliki basis penggemar setia.

7. Harvest Moon: Back to Nature jadi yang paling melegenda di Indonesia

Harvest Moon: Back to Nature (dok. Marvelous/Harvest Moon: Back to Nature)

Dua seri yang dianggap paling legendaris adalah Back to Nature (PS1) dan Friends of Mineral Town (GBA). Banyak pemain menganggap Mineral Town sebagai rumah kedua karena begitu banyak kenangan manis di dalamnya. Bahkan hingga kini, remake dari seri tersebut masih laris dimainkan.

8. Judul versi Jepang tetap bernama Bokujo Monogatari

Harvest Moon: Hero of Leaf Valley (dok. Marvelous/Harvest Moon: Hero of Leaf Valley)

Di Jepang, franchise ini tetap memakai nama asli, yaitu Bokujo Monogatari. Jadi, pemain Jepang tidak mengalami kebingungan seperti pemain mancanegara setelah perubahan nama. Hal ini membuat penggemar di luar Jepang sering harus membedakan antara Harvest Moon buatan Natsume dan Story of Seasons buatan Marvelous.

9. Menjadi game nostalgia bagi generasi milenial

Harvest Moon Boy & Girl di PSP (youtube.com/RedVGFox)

Harvest Moon sering disebut sebagai game yang membawa ketenangan dan kebahagiaan sederhana. Banyak gamer yang memainkan seri ini saat kecil merasa seolah kembali ke masa lalu setiap kali memainkannya lagi. Game ini bukan sekadar permainan, tapi juga tempat pelarian dari stres kehidupan nyata.

10. Harvest Moon versi Natsume sangat berbeda dengan versi aslinya

Harvest Moon: The Winds of Anthos (dok. Natsume/Harvest Moon: The Winds of Anthos)

Sejak 2014, game Harvest Moon rilisan Natsume dianggap berbeda kualitasnya dibanding karya Marvelous. Banyak fans lama merasa seri Harvest Moon modern buatan Natsume kurang mendalam dan kehilangan “roh” aslinya. Sementara itu, Story of Seasons terus berusaha mempertahankan ciri khas klasik sekaligus menghadirkan inovasi baru.

Seri Story of Seasons dan Harvest Moon kini terus berlanjut dengan mengajak para gamer untuk bertani dan mengelola peternakan. Menariknya, Story of Seasons dalam beberapa tahun terakhir berfokus pada pembuatan remake seri-seri legendarisnya. Apakah kamu salah satu dari sekian banyak gamer yang punya kenangan indah bersama Harvest Moon?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team