6 Fakta Resident Evil Requiem, Nostalgia ke Raccoon City

Intinya sih...
Resident Evil Requiem menjadi judul kesembilan dalam seri utama
Resident Evil Requiem tampaknya mengarah ke horor psikologis
Raccoon City terlihat hancur lebur dalam Resident Evil Requiem
Setelah absen pada 2024, Capcom akhirnya mengumumkan seri Resident Evil terbaru dengan judul Resident Evil Requiem. Pengumuman ini disampaikan menjelang akhir acara Summer Game Fest 2025 pada Jumat (6/6/2025) waktu Amerika Serikat. Lewat teaser berdurasi 3 menit, Capcom seolah menjawab kerinduan penggemar terhadap nuansa horor yang mencekam dari seri zombi legendaris ini.
Cuplikan tersebut menampilkan sejumlah detail dari Resident Evil Requiem, terutama kemunculan Raccoon City, kota ikonis dalam waralaba. Lantas, apa saja fakta menarik yang tersimpan dari judul terbaru ini?
1. Resident Evil Requiem menjadi judul kesembilan dalam seri utama
Resident Evil Requeim merupakan entri kesembilan setelah Resident Evil 8: Village (2021). Ia melanjutkan tren penggunaan subjudul seperti yang dilakukan dua seri sebelumnya. Langkah ini mencerminkan upaya Capcom untuk memperluas semesta Resident Evil lewat berbagai cabang cerita baru yang tidak selalu terikat dengan kisah utama.
Resident Evil Requiem kemungkinan besar akan menghadirkan pendekatan yang berbeda dari para pendahulunya. Pasalnya, gaya judul yang ditampilkan di akhir teaser memberikan kesan misterius dan menyeramkan. Tagline “Requiem for the dead. Nightmare for the living” mengisyaratkan bahwa game ini bakal membuka babak baru dalam jagat Resident Evil dengan nuansa horor yang lebih emosional.
2. Resident Evil Requiem tampaknya mengarah ke horor psikologis
Resident Evil Requiem dipastikan tetap mengusung genre survival horror. Namun, teaser yang dipamerkan di Summer Game Fest 2025 ini mengindikasikan adanya pergeseran dari action horror ke arah psychological horror. Buat penggemar game horor, atmosfer ini mungkin akan mengingatkanmu dengan Silent Hill 2 (2024) yang menyoroti trauma psikologis sang karakter utama.
Adapun, adegan teaser yang menampilkan reruntuhan Raccoon City menyiratkan bahwa game ini akan menyuguhkan area eksplorasi yang lebih terbuka dibandingkan seri-seri sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Geoff Keighley, sang presenter acara, yang menyebut Resident Evil Requiem sebagai perubahan besar dari segi nada dan gameplay. Jika benar, ini bisa menjadi langkah berani bagi waralaba Resident Evil yang selama ini dikenal dengan struktur level yang lebih linier dan terbatas.
3. Raccoon City terlihat hancur lebur dalam Resident Evil Requiem
Raccoon City merupakan simbol awal dari kehancuran besar dalam waralaba Resident Evil. Pertama kali diperkenalkan dalam Resident Evil (1996), kota fiktif ini menjadi pusat penyebaran T-Virus, senjata biologis buatan Umbrella Corporation yang mengubah penduduknya menjadi zombi. Dalam Resident Evil 3: Nemesis (1999), pemerintah Amerika Serikat akhirnya menjatuhkan bom nuklir ke Raccoon City demi menghentikan penyebaran virus yang makin tak terkendali.
Setelah lebih dari dua dekade, Capcom kembali menghidupkan kota ikonik ini melalui Resident Evil Requiem. Dari kota zombi, Raccoon City menjelma menjadi kota mati yang sunyi dan mencekam. Di balik kesunyian itu, bayang-bayang eksperimen Umbrella Corporation tampaknya belum sepenuhnya lenyap.
4. Grace Ashcroft hadir sebagai tokoh baru dalam Resident Evil Requiem
Resident Evil Requiem memperkenalkan karakter baru bernama Grace Ashcroft. Ia adalah putri dari Alyssa Ashcroft, seorang reporter berpengalaman yang debut dalam Resident Evil Outbreak (2003). Alyssa tewas secara misterius saat menyelidiki Wrenwood Hotel, yang diyakininya sebagai tempat berlangsungnya aktivitas ilegal milik Umbrella Corporation.
Delapan tahun setelah tragedi itu, Grace kini bekerja sebagai analis di Federal Bureau of Investigation (FBI). Dia ditugaskan untuk menyelidiki serangkaian kematian misterius yang terjadi di Wrenwood Hotel, tempat di mana ibunya ditemukan tewas. Resident Evil Requiem akan menjadi perjalanan personal bagi Grace sekaligus membuka tabir konspirasi yang pernah mengancam Raccoon City.
5. RE Engine kembali suguhkan visual yang memukau
Capcom mengandalkan Reach for the Moon Engine (RE Engine) versi terbaru untuk menggarap Resident Evil Requiem. Pertama kali digunakan dalam Resident Evil 7: Biohazard (2017), engine ini menjadi titik balik waralaba dengan perspektif first-person dan atmosfer horor yang intens. Sejak itu, RE Engine terus digunakan dalam berbagai game populer Capcom, seperti Devil May Cry 5 (2019), Monster Hunter Rise (2021), dan Street Fighter 6 (2023).
Kini, dukungan teknologi ray tracing membuat Resident Evil Requiem tampil lebih realistis dibanding para pendahulunya. Dalam teaser-nya, detail seperti ekspresi wajah, tekstur kulit, hingga tetesan keringat terlihat begitu nyata. Peningkatan teknologi ini memberikan pengalaman bermain yang makin imersif dan menegangkan.
6. Resident Evil Requiem akan dirilis pada 27 Februari 2026
Teaser ditutup dengan pengumuman tanggal peluncuran Resident Evil Requiem pada 27 Februari 2026. Game ini akan tersedia di PC serta konsol next-gen, yaitu PlayStation 5 (PS5) dan Xbox Series X/S. Meski harus menunggu cukup lama, hype para penggemar terus meningkat.
Kabar baiknya, Capcom akan memamerkan versi demo Resident Evil Requiem di ajang Gamescom 2025 yang berlangsung pada 20—24 Agustus 2025 di Cologne, Jerman. Para penggemar berkesempatan mencicipi langsung atmosfer, gameplay, dan nuansa horor yang ditawarkan. Elemen-elemen dalam Resident Evil Requiem digadang-gadang akan merevolusi waralaba ini.
Setelah sekian lama, penggemar akhirnya mendapat kesempatan untuk kembali menjejakkan kaki di Raccoon City yang kini tampil lebih mencekam. Kota yang dulu menjadi simbol kekacauan ini siap menghantui pemain di tiap sudut dan langkah.