5 Fakta Terunik Game Black Myth: Wukong, Sekuel Cerita Kera Sakti?

Black Myth: Wukong (2024) adalah action role-playing game (RPG) yang sudah sangat dinantikan oleh para gamer. Baru rilis 20 Agustus 2024 lalu, tingkat penjualannya sudah meroket dan bersaing dengan game populer, seperti Elden Ring (2022) dan Cyberpunk 2077 (2020). Salah satu daya tarik utama dari game ini ialah temanya yang mengadaptasi novel Journey to The West—kita kenal sebagai Kera Sakti—karya Wu Cheng'en dari dinasti Ming.
Sebelum memutuskan untuk membeli game ini, ada baiknya kamu menyimak apa saja yang hadir dalam game Black Myth: Wukong. Mulai dari premis cerita, mekanisme gameplay, sampai kualitas visual harus kamu tahu terlebih dahulu, ya. Kira-kira apa saja yang bakal dihadirkan dalam game adaptasi Kera Sakti ini? Yuk, simak lima fakta game Black Myth: Wukong berikut!
1. Mengadaptasi cerita Journey to the West, Black Myth: Wukong berlatar setelah perjalanan mencari kitab suci ke Barat
Salah satu pertanyaan terbesar dari para gamer ialah latar waktu game Black Myth: Wukong. Apakah ia menceritakan kembali perjalanan Sun Wukong ke Barat seperti dalam serial Journey to the West? Atau malah berlatar sebelum atau setelah cerita ikonis tersebut? Ternyata jawabannya seperti yang sudah dispekulasikan banyak gamer. Ia berlatar setelah Sun Wukong (Sun Go Kong) berhasil mengantarkan biksu Tang Sanzang (Tong Sam Cong) mengambil kita suci ke Barat.
Black Myth: Wukong menghadirkan cerita orisinal dengan berpatok pada kisah Journey to the West. Dalam game ini, kamu bakal bertemu kembali dengan karakter ikonis, seperti Zhu Bajie (Cu Pat Kai), Siluman Raja Kerbau, Dewa Erlang, dan Siluman Laba-laba. Jika kamu penasaran dengan nasib para karakter tersebut setelah kisah Journey to the West, Black Myth: Wukong memberikan jawabannya.